search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sekitar 15 Persen Siswa Pengungsi Gunung Agung Mengalami Kecemasan Berat
Jumat, 3 Agustus 2018, 15:45 WITA Follow
image

istimewa

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Berdasarkan hasil penelitian, sekitar 15 persen siswa pengungsi Gunung Agung yang bersekolah sementara di Kota Denpasar mengalami tingkat kecemasan berat. Sekitar 80 persen mengalami kecemasan sedang dan 5 persen mengalami kecemasan ringan. Data tersebut terungkap dari hasil penelitian Guru SMP PGRI 2 Denpasar bernama Ayu Sri Wahyuni, S.Pd, dengan judul penelitian “Tingkat Kecemasan Belajar Siswa Pengungsi Gunung Agung Yang Bersekolah Sementara di Kota Denpasar”.

Dalam penelitian yang dilakukan selama satu bulan dari 9 Oktober sampai 9 November 2017 dengan metode deskriptif, terungkap bahwa sekitar 28 persen mengalami kecemasan pada aspek kognitif. Sekitar 25 persen mengalami kecemasan pada aspek motorik, 23 persen mengalami kecemasan pada aspek somatik dan 24 persen mengalami kecemasan pada aspek afektif.

Kecemasan dengan aspek kognitif ditunjukkan oleh beberapa indicator seperti bingung, kesulitan berkonsentrasi, kesulitan tidur dan mental blocking. Kecemasan merupakan suatu perasaan takut atau khawatir terhadap sesuatu yang tidak jelas, yang kadang-kadang dialami oleh seseorang dalam tingkatan yang berbeda-beda.

Dalam penelitian yang fokus pada siswa SMP dengan jumlah responden 40 orang dari 426 siswa, terungkap bahwa manifestasi kognitif yang tidak terkendali adalah munculnya kecemasan sebagai akibat dari cara berpikir siswa yang tidak terkondisikan, yang seringkali memikirkan tentang malapetaka atau kejadian buruk yang akan terjadi saat belajar. Secara kognitif, individu tersebut terus menerus mengkhawatirkan segala macam masalah yang mungkin terjadi.

Dalam hasil penelitiannya, wanita kelahiran 12 Agustus 1988 tersebut menuliskan bahwa bencana Gunung Agung membawa dampak yang dalam terhadap aspek kognitif siswa. Secara tidak langsung siswa-siswa yang mengungsi mengalami kecemasan akibat adanya bencana Gunung Agung. Meskipun secara fisik siswa terlihat tenang, tetapi dalam pikirannya ternyata siswa tersebut mengalami kecemasan.[bbn/mul]

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami