search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Penis Cepat Loyo? Perhatikan 4 Skala Kekerasan Penis Ini
Minggu, 9 September 2018, 07:40 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Tanya: “Pak Dokter, satu tahun terakhir ini saya mengalami disfungsi ereksi. Kadang-kadang mau ereksi namun cepat sekali loyo. Saya berumur 54 tahun dengan tiga anak, apakah memang sudah wajar terjadi hal ini di usia saya? Dan apakah ini bisa digolongkan disfungsi ereksi yang serius? Bagaimana cara awal mengetahuinya lebih dini. Sekian, mohon penjelasannya. “ (Wi, Denpasar)
 
Jawab: Sebenarnya tidak sedikit yang mengalami keluhan serupa, karena hampir 25 persen laki-laki di Indonesia memiliki gangguan ereksi dengan keluhan tidak merasakan kekerasan ereksi yang optimal lagi.
 
Tentu saja ini akan membawa akibat cukup serius dalam kepuasan seksual pasangan yang akhirnya mengganggu keharmonisan rumah tangga serta aktivitas sehari-hari juga. Disfungsi ereksi adalah kondisi saat laki-laki tidak dapat mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang optimal untuk mencapai kepuasan seksual dalam hubungan seksual.
 
Sebagai deteksi awal ada sebuah cara sederhana yang bisa dilakukan buat mencari tahun apakah gangguan ereksi yang dialami itu termasuk yang ringan, sedang, atau berat. Sebuah cara mengukur sederhana mengukur kekerasan ereksi penis yang disebut tes Erection Hardness Score (EHS). EHS ini mengelompokkan kekerasan ereksi dalam empat skala. Coba disimak keempat skala tersebut sekalian membandingkan dengan kondisi ereksi masing-masing: 
 
Skala 1 : Saat ereksi, penis membesar namun tidak mengeras, kalau diraba atau dipencet terasa serupa tape singkong. Disfungsi ereksi dalam skala ini termasuk gangguan ereksi derajat berat.
 
Skala 2 : Penis terasa keras namun tidak cukup keras untuk penetrasi dalam hubungan seksual, kalau diraba atau dipencet terasa seperti pisang yang sudah dibuka kulit buahnya. Disfungsi Ereksi skala ini terbilang moderat, penis membesar namun tidak cukup keras.
 
Skala 3 : Penis cukup keras untuk penetrasi namun benar-benar keras, teraba seperti sosis. Walaupun masih bisa melakukan hubungan seks, ereksi yang dirasakan tetap tidak optimal. Sering kali disfungsi ereksi di skala ringan ini tidak disadari laki-laki. 
 
Skala 4 : Saat ereksi, penis keras seluruhnya dan tegang sepenuhnya, seperti buah ketimun. Ereksi terasa optimal dan saat penetrasi akan terasa maksimal sehingga hubungan seksual terasa memuaskan.
 
Kemudian, perlu sekali memperhatikan apa yang menjadi penyebab gangguan seksual, dalam hal ini gangguan ereksi, mulai dari problem ada tidaknya problem psikis seperti:  adanya stres (permasalahan dengan istri, pekerjaan, orang lain, dll), atau justru penyebab fisik antara lain : 1) Kelelahan, yang bisa menyebabkan aliran darah terganggu, 2) Penyakit, misalnya kencing manis dan kolesterol tinggi, 3) Merokok, di mana nikotin yang terserap oleh darah akan dapat menyebabkan gangguan pembuluh darah, penyumbatan pembuluh darah, termasuk penyumbatan pembuluh darah dalam penis, 4) Mengkonsumsi obatan-obatan tertentu juga dapat menyebabkan disfungsi ereksi, demikian pula kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol dan makanan yang mengandung kolesterol tinggi dapat menyumbat pembuluh darah. 
 
 
Satu lagi yang bisa jadi ada hubungan dengan pertanyaan adalah faktor usia dan penuaan, yang erat kaitannya kemudian dengan penurunan level hormon seksual, dalam hal ini adalah hormon testosteron. Kadar hormon testosteron menurun akan muncul keluhan yang dapat menurunkan kualitas hidup seseorang juga secara umum. Saat seseorang mengalami penurunan kadar testosteron, yang paling sering terjadi adalah meningkatnya lemak di perut sehingga terlihat perut membuncit, rambut yang mulai berkurang sehingga mengalami kebotakan. 
 
Yang kemudian sering dikeluhkan adalah fungsi seksual yang menurun sehingga sering munculdorongan seksual yang menurun, tidak maksimalnya ereksi dan tidak merasakan orgasme yang baik lagi. Kemungkinan ini yang sudah terjadi.
 
Jika sudah mulai mengalami gangguan ereksi yang tidak optimal, prinsip utamanya sebenarnya adalah semakin awal dikonsultasikan dan dicari penyebabnya maka akan menjadi semakin lebih cepat sembuh. Menentukan jenis penyebabnya adalah hal yang paling penting dilakukan, dengan berkonsultasi ke dokter yang paham kesehatan seksual. 
 
Prinsip terapi medis sebenarnya bisa dilakukan lewat tahapan pertama pemberian obat oral (diminum), jika gagal bisa dilanjutkan dengan tahap kedua lewat injeksi atau suntikan dan terakhir lewat operasi. Semua tergantung dari jenis gangguan seksualnya.[bbn/dr.oka negara/psk]

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami