Tebu di Mobil Pengantin Sebagai Lambang Identitas
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Tebu sering dipasang pada mobil yang akan digunakan sebagai kendaraan bagi pengantin. Pemasangan tebu pada mobil yang akan mengantar mempelai merupakan identitas atau ciri orang yang melaksanakan upacara tersebut.
Demikian terungkap dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Pemanfaatan Tebu dalam Upacara Adat di Kabupaten Tabanan, Bali” yang ditulis oleh I Nyoman Peneng dan I Wayan Sumantera serta dipublikasikan dalam Jurnal Biodiversitas, Volume 6, nomor 2 tahun 2005.
I Nyoman Peneng dan I Wayan Sumantera menuliskan tebu sepanjang 1,5 m dari pucuk daun sampai batang dipasang di depan pintu mobil sebelah kiri dan kanan untuk mengantar pengantin ke rumah mempelai wanita dan berpamitan.
Mobil yang di depannya dipasangi tebu yang diikat pada kaca spion kiri dan kanan menunjukkan rombongan pengantin, di samping itu juga dimaknai sebagai simbol kehidupan yang harus dijalani setiap pengantin yang akan menempuh hidup baru.
Pengantin diharapkan dapat meniru sifa-sifat tebu, yaitu mudah tumbuh dan berkembang, serta mempunyai cadangan makanan sebagai sumber kehidupan, kesejahtraan dan kebahagiaan. termasuk agar dapat menjauhi sifat-sifat orang makan tebu yang dipakai pepatah “habis manis sepah dibuang”.
Sarana tebu ini juga bermakna sebagai makanan roh jahat yang ingin mengganggu jalannya upacara, karena orang kawin sebelum diupacarai dianggap leteh/kotor dan mudah diganggu oleh roh jahat.
Varietas tebu yang biasa digunakan dalam upacara ini adalah tebu ratu, tebu malem, tebu kuning, tebu hitam, tebu tiying, dan tebu swat.
Reporter: bbn/mul