Naungi Pengembangan Industri Startup, HIPMI Bali Akan Bentuk HIPMI Digital
Jumat, 14 Desember 2018,
18:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com,Denpasar. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bali akan membentuk Badan hukum HIPMI Digital sebagai langkah konkret untuk menaungi pengembangan ekosistem industri startup di Bali.
[pilihan-redaksi]
Ketua HIPMI Bali DR. dr. I Gusti Nyoman Dharmaputra, SpKK,FINSDV mengatakan revolusi digital akan dihadapi pengusaha kedepan, termasuk munculnya pelaku startup yang jika tidak dikelola dengan baik akan berdampak ketidaksiapan dengan perubahan zaman. Untuk itu, pihaknya lebih memprioritaskan kajian ekonomi digital dibanding analisa ekonomi makro dan mikro di tahun mendatang mendukung iklim industri digital lebih berkembang di Bali.
Ketua HIPMI Bali DR. dr. I Gusti Nyoman Dharmaputra, SpKK,FINSDV mengatakan revolusi digital akan dihadapi pengusaha kedepan, termasuk munculnya pelaku startup yang jika tidak dikelola dengan baik akan berdampak ketidaksiapan dengan perubahan zaman. Untuk itu, pihaknya lebih memprioritaskan kajian ekonomi digital dibanding analisa ekonomi makro dan mikro di tahun mendatang mendukung iklim industri digital lebih berkembang di Bali.
“Badan ini nantinya akan menaungi pelaku startup dengan pemerintah dan pihak terkait seperti Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) provinsi Bali yang juga mendukung ekosistem industri digital ini berkembang kedepan," ungkapnya saat HIPMI Badan Pengurus Daerah (BPD) Bali menggelar seminar Ekonomi Digital, Jumat (14/12) di gedung Bank Indonesia, Denpasar.
Ketua Panitia Seminar Daniesh Musthafa menambahkan prospek ekonomi digital di Indonesia dinilai luar biasa dengan potensi pasar sebesar USD 8 miliar, 30 juta konsumen online dari jumlah penduduk keseluruhan Indonesia yang sekitar 300 juta penduduk. Termasuk, kata dia, Bali dengan jumlah kurang lebih 3 juta penduduk mempunyai peluang yang sama.
"Melalui seminar ini diharapkan para pelaku UKM lebih melek digital karena dengan digitalisasi akan semakin memudahkan baik dalam hal penjualan, pemasaran maupun pembiayaan," ujarnya.
Sedangkan Ketua Asephi Bali Ketut Dharma Siadja mengungkapkan dalam menghadapi era digital pelaku UKM seperti handicraft perlu memperluas wawasannya. Terutama saat ini terjadi perubahan atau pergeseran pola transaksi dari melihat barang secara langsung, sekarang cukup melihat di layar monitor ponsel pintar. Maka itu, kedepan anggota Ashepi perlu dibekali pengetahuan digital secara keseluruhan.
[pilihan-redaksi2]
"Beberapa anggota Asephi sebagian besar sudah merasakan dampak akses digital ini mampu meningkatkan omset penjualan, tetapi untuk besaran jumlah profit secara rinci, itu rahasia dapur perusahaan mereka," tutupnya.
"Beberapa anggota Asephi sebagian besar sudah merasakan dampak akses digital ini mampu meningkatkan omset penjualan, tetapi untuk besaran jumlah profit secara rinci, itu rahasia dapur perusahaan mereka," tutupnya.
Adapun beberapa pembicara dalam seminar diantaranya; Wakil Gubernur Tjokorda Artha Ardhana Sukawati mewakili pemerintahan sekaligus praktisi industri pariwisata, Made Artana founder Stimik Primkara yang merupakan penggiat startup di Bali, Johnny Widodo, Director OVO yakni platform pembayaran non tunai dan Adrian Gunadi, CEO Investree perusahaan pembiayaan online. (bbn/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/rob