search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Profesi Fotografer, Dari Sekadar Hobi Hingga Menghasilkan Pundi
Minggu, 19 Mei 2019, 09:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Jika semua ditekuni meski berawal dari hobi, ternyata mampu menjadi penghasilan di masa depan. Hal inilah yang terlihat dari hobi yang dilakoni Yudhi Putrawan, seorang fotografer profesional yang mulai berangkat dari hobi. 
 
[pilihan-redaksi]
Meski tidak pernah bercita-cita menjadi seorang fotografer, hanya sekedar hobi, Yudhi melihat peluang masa depannya dalam dunia fotografi. Menurut pria yang lahir di Singaraja ini, fotografi baginya adalah sebuah sarana berekspresi, apapun yang ingin disampaikan dapat dicurahkan dalam sebuah foto. 
 
Mulai tertarik dengan dunia fotografi saat SMA, ia mulai menyadari bahwa dari hobinya ternyata bisa menghasilkan uang. Pada tahun 2015 ia mulai mencoba menjadi seorang fotografer, berbekal kamera yang ia pinjam dari seorang teman yang ternyata membukakan pintu untuknya mendapat pundi rupiah dari dunia fotografi. 
 
Apalagi, jika menekuni sebuah pekerjaan yang merupakan passion, maka pekerjaan tersebut akan terasa jauh lebih menyenangkan. Menantang diri untuk maju memulai sesuatu yang lebih besar tentu tidak mudah. Begitupun langkah awal untuk lebih serius berada di bidang fotografi. 
 
“Kuat iman.  Kalau kita memulai sesuatu dari nol atau masih amatir untuk mencapai jenjang yang lebih tinggi itu tentu perlu mental yang kuat. Menjadi orang yang berpikir kreatif, think out of the box, berani mengambil keputusan,” ungkapnya.
 
Menurut pria yang masih melanjutkan kuliahnya di Sastra Inggris, Univesitas Udayana ini bahwa di Indonesia stigma fotografi dianggap “rendah”. Sebab, orang banyak menilai sebuah foto tidak terlalu berarti, padahal esensi dari sebuah foto sangat penting karena momen tidak akan terulang kembali. Itulah salah satu alasan mengapa ia tertarik bekerja sebagai fotografer.
 
Berawal dari menjadi freelancer, hingga saat ini bekerja di sebuah perusahaan fotografi bernama Zerastory. Berada dititik jenuh dalam bekerja tentu sempat dirasakannya. Namun, karena passion dan memang hobi, jenuh ataupun bosan cepat teratasi. 
 
“Di setiap pekerjaan pasti terdapat baik dan buruknya. Apalagi titik jenuh itu pasti ada. Kalau kita bekerja sesuai hobi maka jenuh itu tidak akan begitu terasa dan gampang hilang. Kalau lihat foto bagus, jenuh rasanya hilang gitu. Aku memulai pekerjaan ini dari passionku jadi gak terlalu kebingunganlah.” jelas pria berzodiak capricon ini.
 
 
Prospek Profesi Fotografer 
 
Yudhi menekuni pekerjaannya sebagai fotografer di Bali. Jika bertanya mengenai prospek tentu cukup menjanjikan. Meski harus bersaing dengan fotografer lain, namun karena Bali adalah salah satu destinasi pariwisata yang terkenal, sudah pasti banyak orang-orang luar melangsungkan acaranya di Bali. 
 
Tak hanya acara penting seperti pernikahan, bagian kreatif industri pun memerlukan jasa fotografer seperti foto katalog, pemasaran makanan, tergantung seberapa pintar melirik peluang hingga bisa tidak meng-grab pasarnya. 
 
Saat ini Yudhi menjalani pekerjaan di perusahaan Zerastory selama kurang lebih 4 bulan. Tentu saja terdapat perbedaan pada masa menjadi freelancer yang mana semua hal diurus sendiri  dengan bekerja kantoran yang memiliki aturan tertentu. Perbedaan itu diibaratkan seperti dalam keadaan sebagai bos dengan hanya sebagai karyawan. 
 
[pilihan-redaksi2]
Freelancer saat kita menjadi bosnya dan kerja kantoran hanya sebagai karyawan yang harus taat pada apa yang dikatakan atasan. Sebagai freelancer di bidang fotografi, Yudhi mengatakan bahwa ia bisa men-direct sendiri, menetapkan harga sendiri, semangat bekerja pun lebih membara karena uang dari klien seluruhnya ia dapatkan, ditambah lagi hasil foto yang ia hasilkan akan diingat oleh kliennya sebagai karya darinya bukan atas nama perusahaan atau tempatnya bekerja. 
 
Berbanding terbalik dengan bekerja di kantor, ia bekerja di kantor masih sebagai pemula, jadi harga serta gaji yang diperoleh belum sesuai dengan karya seni yang dihasilkannya. Meski begitu, mendapat pengalaman baru adalah yang pria 23 tahun ini cari. 
 
Mencari pengalaman tidak hanya di satu tempat dan waktu itu saja, berani memulai dan mencari pengalaman yang menjadikan diri ini dipenuhi pengetahuan hingga berani berada melebihi ekspektasi. (bbn/unud/rob)

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami