search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Desa Pegayaman, Kampung Muslim di Hutan Gatep
Rabu, 29 Mei 2019, 06:35 WITA Follow
image

beritabali.com/sukasada.bulelengkab.go.id

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Desa Pegayaman, di Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng merupakan sebuah kampung Muslim yang awalnya di bangun di kawasan hutan gayam (Inocarpus edulis) atau dalam bahasa Bali disebut pohon gatep. Akibat berada di kawasan hutan gayam menyebabkan desa tersebut dinamakan Desa Pegayaman.

Para pemukim awal Pegayaman adalah orang-orang Jawa Muslim yang dikirim oleh Kerajaan Buleleng. Sebagai desa yang berbukit yang berbentuk memanjang, Pegayaman menyerupai benteng alam yang kokoh, melindungi wilayah Buleleng sepanjang pantai Utara Bali.

Demikian terungkap dalam sebuah Jurnal ilmiah berjudul “Akulturasi Budaya Pada Masyarakat Muslim Desa Pegayaman Buleleng Bali” yang dipublikasikan dalam Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, Volume 2, Nomor 2 Tahun 2012. Artikel tersebut ditulis oleh L. Edhi Prasetya dari Jurusan Arsitektur, Universitas Pancasila, Jakarta.

Edhi Prasetya menuliskan sejarah berdirinya Pegayaman tidak dapat dipisahkan dari sejarah kota Singaraja, pusat pemerintahan kerajaan Buleleng yang beragama Hindu 300 tahun yang lalu. Sekitar abad ke-16 ketika terjadi peperangan antara kerajaan Buleleng melawan Kerajaan Blambangan, sekelompok laskar Blambangan yang membantu Raja Buleleng, diajak ke Bali.

Mereka kemudian ditempatkan di wilayah bukit berhutan gatep yang dijadikan desa benteng dan juga laskar tersebut dijadikan pengawal puri. Laskar Blambangan tinggal dan hidup di hutan gatep dengan  menggarap lahan pertanian.

Desa Pegayaman memiliki lima dusun atau banjar, yaitu Banjar Dinas Barat Jalan, Banjar Dinas Timur Jalan, Banjar Amerta Sari, Banjar Kubu, dan Banjar Kubu Lebah. Desa Pegayaman memiliki luas wilayah ±1.400 Ha yang memanjang dengan jarak ±18 km.

 Pola permukiman pada Desa Pegayaman memiliki pola labirin. Pola ini bercirikan banyak perempatan yang merupakan pertemuan jalan dengan gang. Hal ini dipengaruhi oleh strategi prajurit untuk melakukan perang gerilya dalam mempertahankan kerajaan.

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami