search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Cafe 9, Cikal Bakal Wisata Kuliner Pantai Jimbaran
Minggu, 2 Juni 2019, 12:07 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Beritabali.com, Badung. Pantai Jimbaran di Kabupaten Badung, Bali, kini dikenal sebagai destinasi wisata kuliner ikan laut. Tempat ini kini selalu ramai dikunjungi wisatawan yang ingin mencoba hidangan ikan laut di deretan cafe-cafe yang berjejer sepanjang pantai. Bagaimana sejarahnya?
 
"Disebut cafe 9 karena di area ini saja ada sembilan cafe yang menjual aneka kuliner ikan laut seperti ikan bakar dan sebagainya. Sembilan cafe inilah yang menjadi cikal bakal atau perintis wisata kuliner di Pantai Jimbaran," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Bali, Ir Nengah Manu Mudita,  didampingi Ketua Forum Krama Bendega, Made Artana, dan I Made Komet, Ketua Kelompok Sadar Nelayan, di Pantai Jimbaran, Jumat (31/5/2019).
 
Setelah sembilan cafe itu berdiri, kemudian wisata kuliner di pesisir Pantai Jimbaran mulai berkembang. Selain cafe 9, kemudian ada cafe 19 dengan 19 cafe penjual kuliner ikan laut di bagian selatan kawasan cafe 9. Cafe 9 ini sendiri bisa dicapai lewat jalan Pemelisan Agung Jimbaran.
 
 
"Setelah cafe 9 dan 19, cafe-cafe kuliner ikan laut ini kemudian berkembang hingga Pantai Kedonganan. Jadi kalau dicari cikal bakal atau perintisnya, ya di cafe 9 ini. Kawasan wisata kuliner ikan laut di Pantai Jimbaran ini dirintis oleh para nelayan Jimbaran, bukan oleh pengusaha kuliner atau pariwisata," ujarnya.
 
Untuk Melindungi Kawasan Pesisir
 
Usaha merintis wisata kuliner ini, kata Manu Mudita, sudah mulai dilakukan sejak tahun 1990 an. Saat itu ia masih menjabat Kadis Perikanan Kabupaten Badung di era Bupati Badung Alit Putra dan Gubernur Bali Ida Bagus Oka. 
 
 
"Sebelum ramai seperti sekarang, kawasan Pantai Jimbaran ini dulu penuh dengan tanaman katang-katang (semak berduri). Awalnya di sini hanya ada dua penjual ikan bakar, nelayan setempat. Karena semakin ramai dan berkembang, akhirnya saya buat sembilan kavling untuk cafe kuliner ikan laut, dan syukur semakin ramai dan berkembang ke pantai sekitarnya baik di Pantai Muaya Jimbaran hingga Pantai Kedonganan," kata pria pemegang hak paten alat dan cara transplantasi terumbu karang laut ini.
 
Manu Mudita mengaku bersyukur sudah melakukan hal ini. Karena jika tidak dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan Jimbaran, maka sepanjang pesisir Pantai Jimbaran akan dikuasai oleh para investor.
 
"Jika tidak ada cafe-cafe kuliner ikan laut ini, mungkin sepanjang pantai Jimbaran ini sudah penuh hotel-hotel dan akses nelayan dan warga pesisir menuju pantai mungkin sudah sangat terbatas," ujarnya.
 
 
Untuk lebih memperkuat posisi nelayan dan juga warga pesisir, Manu Mudita dan Forum Krama Bendega kini tengah memperjuangkan adanya Peraturan Gubernur (Pergub) Bendega yang akan mengatur segala aktivitas di wilayah pesisir Bali. Termasuk untuk melindungi warga dan juga nelayan yang ada di seluruh pesisir pantai Bali. [bbn/psk]

Reporter: bbn/gus



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami