Tergusur "Shortcut", Warga Dapat Rumah, Sanggah Baru dan Ganti Rugi Miliaran Rupiah
Jumat, 7 Juni 2019,
20:50 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BULELENG.
Beritabali.com, Denpasar. Proyek pembangunan jalan pintas atau "shortcut" yang menghubungkan Mengwitani, Kabupaten Badung dengan Kota Singaraja membuat sejumlah lahan dan rumah warga sekitar proyek menjadi tergusur. Meski tergusur, warga mengaku sudah mendapat ganti rugi yang sepadan.
[pilihan-redaksi]
Hal ini terungkap saat kunjungan Gubernur Bali Wayan Koster untuk melakukan peninjauan ke sejumlah titik proyek pembangunan jalan 'shortcut' yang menghubungkan Mengwitani, Kabupaten Badung dengan Kota Singaraja, Bali bagian utara, Jumat (7/6/2019).
Gubernur Koster menyebutkan, meski dana pembangunan jalan berasal dari APBN, namun Pemerintah Provinsi Bali telah menyiapkan dana Rp 230 miliar untuk pembebasan lahan dan membuatkan rumah pengganti untuk tempat tinggal warga yang terkena penggusuran.
“Dibuatkan rumah baru yang lebih bagus daripada rumah aslinya, lengkap dengan "sanggah"nya (tempat sembahyang) dibangunin,” ujarnya.
Menurut Koster, ini merupakan cara yang beradab dalam menyelesaikan persoalan di masyarakat, sehingga masyarakat bisa menerima penggusuran untuk kepentingan pembangunan jalan.
“Seperti yang tadi di titik 3 itu, Pak Sudiarta mengaku senang sekali dia dapat jalan di depan rumahnya yang sangat luas dan dapat rumah baru. Dengan tanah yang dibebaskan, total dia dapat sebanyak empat miliar rupian,” ujar mantan anggota DPR RI ini.
Menurutnya, ini pendekatan baru yang dilakukan Pemprov Bali karena melihat cara penanganan gejolak di masyarakat dalam pembangunan infrastruktur sering kurang beradab.
“Masyarakat mendukung aja sudah bagus. Karena itu konsekuensinya kebutuhan dasarnya seperti rumahnya yang harusnya dipindah, kita buatin rumah yang baru. Selama ini kan nggak, orang digusur kayak binatang aja, kan nggak baik begitu,” ujarnya.
[pilihan-redaksi2]
Selain memotong waktu tempuh, jalan baru Mengwitani-Singaraja juga akan membuat jumlah tikungan menjadi lebih sedikit, sehingga perjalanan menjadi lebih nyaman. Hal ini akan berdampak positif terhadap pariwisata dan perekonomian Bali.
Dalam peninjauan tersebut terungkap, selain titik 5-6 yang diperkirakan selesai akhir tahun ini, juga titik 3-4 yang akan segera dimulai. Titik 7-8 rencana dikerjakan tahun 2020, serta titik 1-2 dan 9-10 yang semula direncanakan tahun 2021, kemungkinan dimajukan menjadi tahun 2020.
“Ketika saya berbicara dengan Bapak Menteri pada 18 Mei lalu, beliau merespon akan dipercepat pengerjaannya menjadi tahun 2020,” kata Gubernur Koster mengungkapkan. [bbn/rls/psk]
Berita Buleleng Terbaru
Reporter: Humas Bali