Aksi Heroik Ngurah Rai dan Ciung Wanara (3): Pertempuran Pagi dan Siang Dimenangkan Ciung Wanara
Sabtu, 17 Agustus 2019,
07:30 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Beritabali.com, Tabanan. Mencermati situasi terkini, Gusti Ngurah Rai kemudian memerintahkan pasukannya untuk pindah ke Desa Kelaci yang berada di timur Desa Ole. Tanggal 20 November 1946 pagi, diketahui pasukan Belanda sudah berada di dekat lokasi pasukan Ciung Wanara berada.
[pilihan-redaksi]
Dengan pertimbangan agar tidak ada warga Desa Kelaci yang menjadi korban pertempuran dengan Belanda, Gusti Ngurah Rai dan Pasukan Ciung Wanara kemudian pindah lokasi ke area persawahan Uma Kaang.
"Jadi ada perintah pindah dari Pak Ngurah Rai dari area Desa Kelaci ke area persawahan Uma Kaang yang juga masih berada di wilayah Desa Kelaci. Pada 20 November pasukan Ciung Wanara sejumlah 96 orang sudah siap menghadapi Belanda, dan Belanda sudah mendekati area pertempuran. Pasukan Belanda dari Denpasar juga didatangkan, pasukan Ciung Wanara dikepung daerah sini (Uma Kaang)," jelas Gede Putu Abdiyasa, pemandu dan petugas museum Taman Pujaan Bangsa (TPB) Margarana,Tabanan, saat berbincang dengan Beritabali.com belum lama ini.
Kolonel Gusti Ngurah Rai memilih area persawahan Uma kaang karena posisinya lebih tinggi dibanding lokasi lain. Lahan persawahan di dataran tinggi itu ditanami jagung dan ketela rambat seluas 9 hektar.
[pilihan-redaksi2]
"Kenapa dipilih lokasi yang lebih tinggi, karena efektif untuk jarak tembak. Terbukti pada pertempuran paginya pasukan Belanda dipukul mundur dan banyak yang tewas. Pasukan Belanda kemudian mundur dari arena pertempuran," kata Abdiyasa.
Kalah di pagi hari, pasukan Belanda kemudian menyerang lagi di siang hari dengan serangan pasukan yang lebih besar. Tapi karena Gusti Ngurah Rai sudah mengatur strategi perang dengan baik, serangan pasukan Belanda di siang hari ini kembali berhasil dipatahkan oleh pasukan Ciung Wanara.
"Siangnya (pasukan Belanda) dipukul lagi, pasukan Belanda kemudian mundur lagi sampai Pasar Marga," ujar Abdiyasa.
Karena perlengkapan perang Belanda yang lebih canggih, pada sore harinya Belanda mengirim pesawat "capung" pengintai untuk mengetahui keberadaan pasukan Ciung Wanara Gusti Ngurah Rai yang bertahan di area persawahan Uma Kaang Desa Kelaci. [bbn/psk]
Berita Tabanan Terbaru
Reporter: Humas Gianyar