search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Petani Sumringah, Harga Salak Membaik
Sabtu, 14 September 2019, 16:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Beritabali.com, Karangasem. Ni Nyoman Koti (60) salah seorang petani salak asal Selat, Karangasem sumringah ketika memanen buah salak di tengah kebun miliknya.
 
[pilihan-redaksi]
Bagaimana tidak, yang membuat Koti sumringah ketika memanen buah salaknya adalah harga salak yang belakangan ini mulai stabil. Tidak seperti sebelumnya, ketika musim panen harga salak bisa jatuh merosot dibawah Rp.2.500 untuk satu kilogramnya hingga tak jarang membuat para petani salak gigit jari.
 
Namun belakangan ini, menurut Nyoman Koti, harga salak mulai stabil. Saat ini untuk salak biasa dengan kualitas super dijualnya dengan harga Rp.10.000 per kilogramnya. Sementara sisa sortirannya laku dijual dengan harga Rp.3.000 perkilogramnya.
 
Selain salak biasa, Koti juga memanen salak gula pasir. Untuk jenis salak gula pasir ini memang memiliki nilai jual yang cukup mahal dibandingkan salak jenis lainnya. Untuk satu kilogramnya Koti menjual dengan harga di kisaran Rp.20-25 ribu per kilogramnya.
 
Hanya saja harga salak satu ini juga tidak menentu, ketika musim panen harganya juga bisa turun namun tidak sampai dibawah Rp.15 ribu per kilogramnya namun ketika usai masa panen harga salak gula pasir jadi meroket hingga tiga kali lipat dari harga normalnya.
 
"Senang, setahun belakangan ini harga salak relatif stabil, ketimbang sebelum sebelumnya, mungkin karena salaknya yang mulai jarang," kata Nyoman Koti, Sabtu (14/09/2019).
 
[pilihan-redaksi2]
Lanjut Koti, penyebab stabilnya harga salak belakangan ini kemungkinan disebabkan sedikitnya buah salak yang bisa dipanen dari kebun-kebun petani. Seperti di kebun milik Koti misalnya, dari sekian banyak pohon salak hanya 20 persen yang berbuah itu pun sebagian belum siap panen.
 
Seluruh buah salak hasil panennya akan dijual di Pasar Pesangkan, biasanya Koti kepasar tiga hari sekali. Karena setiap tiga hari sekali Koti berkeliling dikebunnya untuk memanen buah salak yang sudah matang.
 
 "Tiga hari sekali dijual ke pasar Pesangkan, paling hanya bawa salak sekitar 50 kilogram," tuturnya. (bbn/igs/rob)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami