De Gadjah: Ubah Kesan Angker Setra Badung Jadi Taman Suarga
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Warga Desa Adat Denpasar bersama relawan De Gadjah bergerak untuk melakukan aksi bersih-bersih sekaligus penanaman ribuan pohon di kawasan Setra Badung pada Minggu (22/12/2019).
Made Muliawan Arya, selaku salah satu warga desa Adat Denpasar dan tokoh pemuka masyarakat yang terhimpun dalam Relawan De Gadjah menjelaskan adanya kegiatan ini bertujuan untuk menghilangkan kesan angker setra tetapi tetap menjaga kesakralannya.
Menurutnya, setra Badung yang merupakan setra terbesar di Bali ini akan dibuat layaknya taman di tengah kota, dengan ditanam buah langka yang generasi saat ini tidak tahu. Ia berharap masyarakat juga turut menjaga sehingga Setra Badung disalahgunakan untuk hal yang negatif seperti transaksi narkoba, buang kotoran, kenakalan remaja dan lain-lain.
"Sekarang sudah dibersihkan malah aktivitasnya banyak dimanfaatkan oleh warga untuk olahraga, jalan santai. Bersama masyarakat yang beraktifitas, nantinya Pengrancang (petugas-red) Setra akan merawat pohon dan mengawasi kawasan Setra," ungkap Made Muliawan yang juga sebagai Wakil Ketua DPRD Denpasar itu.
Sementara itu, Ketua Panitia Kegiatan I Wayan Suwitra atau akrab dipanggil Pak Yan Bo mengatakan, kegiatan ini dalam rangka melepas tahun 2019 dan menyambut tahun 2020. Selain itu, kata dia, pihak desa juga merencanakan ide agar setra tidak terkesan jorok, bau, kotor, 'sebel'.
"Paradigma itu coba kikis, yakni dengan melakukan aksi bersih-bersih selama beberapa bulan sehingga nantinya mengubah kesan setra sebelumnya menjadi taman suarga," tandasnya.
Adapun jumlah pohon yang ditanaman sebanyak 3.000 tanaman pohon langka dari mulai jenis Mahony, Rijasa, Juwet, Intaran, Manggis, Celuring, Silikaya yang didapat dari Balai Pembibitan Tanaman Daerah yang sebelumnya ditanami di aliran sungai Unda.
Ia juga mengharapkan bantuan dari masyarakat jika mempunyai bibit pohon langka yang mempunyai lahan terbatas agar sedianya menanamnya di Setra Badung.
"Hal ini dimaksudkan untuk memberi pengetahuan kepada generasi muda tentang tanaman yang sudah langka seperti jenis Kelampitan, Juwet, Sentul, dan Klencung," sebut Ketua Penglancang Setra Agung Badung dan Petajuh Satu Pura Dalem Kahyangan Badung itu.
Untuk perawatan pohon tersebut, lanjutnya, rencananya DLHK Denpasar, seminggu sekali melakukan penyiraman. Disamping itu, kata dia, juga tersedia petugas juru resik setra yang rutin akan membersihkan kawasan setra. Dengan anggaran insentif dari desa adat, petugas juru resik nantinya juga bertugas mengawasi aktivitas masyarakat di sekitar kawasan.
Dijelaskan setra Badung seluas 8,9 ha diempon 97 banjar dari keseluruhan 105 banjar di Desa Adat Denpasar selaku 'Magaleng Setra' yang memiliki hak atiwa-tiwa.
Reporter: bbn/rob