Asosiasi Villa Bali Sebut Villa Khusus Gay "Bunuh" Citra Pariwisata
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Ketua Asosiasi Villa Bali (Bali Association Villa/BVA), Gede Sukarta menyebut praktek villa yang memasarkan khusus kalangan "gay" justru tidak sesuai dengan standar prosedur operasi (SOP) praktek hukum pariwisata internasional (UNWTO) dan membunuh citra pariwisata Bali yang mengusung konsep pariwisata budaya.
[pilihan-redaksi]
Dikatakan dari sepengetahuannya pihak pengelola villa yang diduga khusus "gay" tersebut telah mengklarifikasi. Dijelaskan hal ini terjadi awal mula setelah disewa turis Belanda. Kemudian diduga turis tersebut memasarkannya kembali untuk teman-temannya yang khusus kalangan "gay".
Bagi mereka, kata dia, hal itu adalah hal yang biasa, tetapi secara etika, adat, budaya dan agama di Bali sangat bertentangan. Ia menegaskan bahwa villa tersebut tidak termasuk anggota BVA. Jadi, menurutnya secara keanggotaan untuk melakukan tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan pembinaan. Terlebih bagi anggota BVA tentunya harus menerapkan standar prosedur yang sesuai ditetapkan asosiasi.
"Kami tegaskan pastinya villa tersebut bukan dari anggota BVA, karena kami mempunyai standar prosedur yang berlaku," sebutnya, Selasa (14/01/2020) saat dihubungi via telepon.
Terkait penindakan, Gede mempertanyakan kewenangan Satpol PP yang hanya di ranah perijinan usaha dan bangunan. Sedangkan untuk pemanfaatan villa justru hal ini menyangkut ranah privat.
"Perlu kajian dari Pemerintah sendiri untuk memiliki kewenangan untuk menindak hal seperti ini terutama terkait pemasaran yang dinilai seronok," usulnya sembari menambahkan selama ini penanganan dari Pemerintah seperti pemadam kebakaran, ada api baru ditangani.
Hal ini, menurutnya perlu penanganan semua pihak termasuk BVA bersinergi dengan pemerintah agar kejadian seperti bisa diantisipasi.
Reporter: bbn/rob