search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pro-Kontra Motor Listrik "Veda", Warga: Nggak Masalah, Jangan Caper
Rabu, 15 Januari 2020, 11:35 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/carmudi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kemunculan produk motor listrik yang salah satu modelnya diberi nama "Veda", memunculkan reaksi pro dan kontra di kalangan masyarakat Bali. Warga menyebut pemilihan nama "Veda tidak etis karena Veda merujuk pada kitab suci agama Hindu yakni Weda. Warga lain menganggap itu tidak masalah.

Mantan Ketua KNPI Bali, Putu Iwan Karna,  menilai penggunaan nama "Veda" pada produk motor listrik ini tidak masalah.

"Saya Setuju gen (setuju aja), saya baca Veda adalah Weda, ngga masalah, jangan bes "teeb" dan caper (cari perhatian),"ujar Iwan, Rabu (15/1/2020).

Kata Veda, kata Iwan, adalah bahasa Sangsekerta, dan sebagai orang Bali ia mengaku bangga dengan pilihan kata itu. 

"Ya tentu bangga, setelah nama-nama gedung dan lain lain, bahasa serapan dari bahasa Sangsekerta tidak bisa dihindari bahkan slogan-slogan TNI AL seperti Jales veva jayamahe, Lemhanas : Tan Hana Dharma Manggra.. Bhineka Tunggal Ika dan lain lain, ini semua warisan leluhur, sejarah yang tidak bisa kita pungkiri,"ujarnya.

"Kalau "Veda" ( ejaan India) yang dipermasalahkan, tapi kita kok menerima ada nama orang atau anak juga bernama "Weda" (ejaan Indonesia). Kita juga banyak menemukan nama Dewa atau Deva. Saya bukan ahli bahasa dan sejarah, tapi hanya berdasar melihat dan pengalaman yang saya ketahui," imbuhnya.

Kemunculan produk motor listrik yang salah satu modelnya diberi nama "Veda", memunculkan reaksi di kalangan masyarakat Bali. Warga menyebut pemilihan nama "Veda tidak etis karena Veda merujuk pada kitab suci agama Hindu yakni Weda.

"Motor merk Veda jelas nggak etis dan nggak relevan. Veda jelas kata yang merujuk pada kitab suci agama Hindu. Ini harus diprotes melalui lembaga resmi,"ujar Bagus, seorang warga Denpasar, Rabu (15/1/2020).

Tanggapan lain muncul dari warga lainnya, Iwan Pranajaya. Pengamat sejarah dan budaya Bali ini mengatakan, seharusnya penamaan yang terkait hal-hal agama dan budaya Bali, wajib mempertimbangkan etika yang berlaku di tengah masyarakat.

"Jika penamaan tersebut ditempatkan pada hal yang tidak terkorelasi budaya, sebaiknya dihindari agar kedepannya tidak membuat salah kaprah dan tergerusnya kesucian agama dan budaya kita (Bali),"ujar Iwan yang juga penguru Parisada Hind Dharma Indonesia (PHDI) Bali bidang budaya dan kearifan lokal dan juga Ketua Forum Surya Majapahit yang bergerak di bidang sejarah dan budaya.

Sebelumnya diberitakan, motor listrik kini tengah menjamur di Indonesia, banyak wajah-wajah baru yang turut meramaikannya. Salah satu pendatang anyar di pasar otomotif nasional, yaitu PT Indo Jaya Motor Electric dengan brand bernama Elvindo (Electric Vehicle Indonesia). Di salah satu brosur, model yang tertera hanya ada empat, yakni Arjuna, Veda, Bisma, dan Rama. Model lainnya tak tertera, tapi tersedia di serambi pamer pabrik.

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami