search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
3 Kapal Pesiar Sandar di Lembar Tunggu Ijin Gubernur
Sabtu, 7 Maret 2020, 11:50 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Tiga kapal pesiar yakni Viking Sun, Columbus, dan Albatros Cruise dijadwalkan dari Pelabuhan Benoa, Bali akan berlabuh di Pelabuhan Lembar dan Senggigi, Nusa Tenggara Barat (NTB), tanggal 9-11 Maret ini. 

[pilihan-redaksi]
Namun boleh tidaknya tiga kapal ini sandar, masih menunggu keputusan dari Gubernur NTB, Doktor Zulkiflimansyah, yang saat ini masih padat dengan agenda pusat di Jakarta. Menyusul menyebarnya virus Covid-19 atau virus Corona yang dinyatakan sudah masuk ke Indonesia, Jumat (6/3) bertempat di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur NTB, dilaksanakan rapat terkait rencana sandar kapal pesiar di Pelabuhan Gili Mas Lembar dan Senggigi tersebut. 

Rapat yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, Drs H Lalu Gita Ariadi MSi tersebut dihadiri segenap jajaran di tim Corona Information Crisis Center Propinsi NTB. Mulai dari Dinas Kesehatan dan tim, Karantina Pelabuhan , Kepala Kesehatan  Pelabuhan Kelas II Mataram  I Wayan Diatmika, General Manager PT Pelindo III Lembar, Baharuddin. 

Perwakilan dari masing-masing kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Utara (KLU). Dari pihak kepolisian, serta perwakilan dari PT Pelayaran Bimas Raya selaku port agent dua kapal pesiar yang direncanakan akan sandar di Pelabuhan Gili Mas Lembar dan satu kapal di Senggigi.

Dalam rapat ini, Dega Pripinda selaku port agent memaparkan, ada pergeseran jadwal berlabuh atau sandar untuk tiga kapal pesiar dimaksud. Dari yang direncanakan sakan sandar pada tanggal 7 Maret, mundur menjadi tanggal 11. Pasalnya, kondisi ini terjadi akibat  kapal Viking Sun ditolak kedatangannya oleh pemerintah daerah Semarang dan Surabaya. Menyusul informasi tentang virus Corona yang dinyatakan sudah masuk ke Indonesia.  

"Tiga-tiganya kapal ini berangkat dari Australia dan akan berakhir juga di tempat yang sama yaitu Australia. Tiga kapal ini akan turn on penumpang di Benoa, Bali," jelas Dega Pripinda, memaparkan riwayat perjalanan tiga kapal pesiar tersebut. 

Untuk kapal pesiar Columbus, dijelaskan pada tanggal 6 Januari 2020 melakukan perjalanan di London. Sehari berikutnya pada 7 Januari kapal Columbia berada di Rotterdam, Belanda. Lanjut tanggal 12 di Madira, dan 20 Januari di Kuratau (Amerika Selatan). 

"Masuk ke Indonesia tanggal 3 Maret di pulau Komodo, setelah menempuh perjalanan di Kolombia pada tanggal 22 Januari. Lanjut si perairan Atlantik pada 23 Januari hingga tanggal 6 Februari. 7 Februari di Bora-bora, 13 di Fiji, 18 di Newzaland, tanggal b21 di Wellington, dan 25 Februari di Sidney Australia," tegas Dega Pripinda dalam pemaparan panjangnya. 

Karena ada penolakan di Semarang, akhirnya kapal Columbus masuk ke Benoa Bali. Dan dari Benoa lanjut ke Lembar.
Untuk kapal pesiar Albatros Cruise, berangkatlah dari Australia dan masuk pulau Komodo pada tanggal 3 Maret.

"Tanggal 5 Maret nyandar di Benoa dan tanggal 9 Maret rencana berlabuh di Senggigi," terang Dega Pripinda, tentang kapal pesiar Albatros, yang berpenumpang 350 orang tersebut. 

"Untuk Viking Sun itu jumlah penumpangnya 950 orang dan Columbus 1.300 penumpang," tambahnya lagi. 

Saat berada di pulau Komodo, kapal-kapal pesiar ini engker atau labuh. Namun tidak semua penumpang turun. Dan untuk kapal pesiar Albatros yang sekarang posisinya lagi di Benoa Bali, dijelaskan semua penumpang turun dari kapal.

Sementara itu pada rapat membahas soal menetapkan protokol penerimaan turis asing kapal pesiar, rute perjalanan dan lain-lain, dari Dinas Kesehatan membahas beberapa soal. Mulai sudah adanya bantuan tenaga medis dari Kabupaten Lombok Utara sejak tanggal 10 Januari. 

Sebagai antisipasi penanganan virus Corona penyeberangan ke kawasan tiga Gili di Pemenang, KLU. Bantuan tenaga medis di Puskesmas. Kesiapan RSUD Propinsi NTB yang hanya memiliki kapasitas delapan tempat tidur di ruang isolasi. Serta perlu  antisipasi adanya lonjakan, bila virus Corona benar-benar masuk NTB. 

"Pemerintah NTB untuk antisipasi mungkin bisa menyediakan satu pulau, untuk kebutuhan mendadak jika harus mengkarantina banyak orang," kata perwakilan dari Dinas Kesehatan. 

Karena perkembangan kasus virus Corona di Korea dan Jepang meningkat. Banyaknya warga NTB bekerja di Malaysia juga dibahas dalam rapat ini. Sehingga kalau terjadi lock out, menjadi tanggung jawab Pemerintah daerah untuk menjemput warganya di Malaysia.
 

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami