Puri Agung Klungkung: Masyarakat Nunas Ica di Rumah Masing-Masing
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KLUNGKUNG.
Pihak Puri Agung Klungkung mendukung instruksi Pemerintah agar warga tidak boleh berkumpul. Maka untuk menghindari penyebaran Virus Covid 19, warga tidak diperkenankan "nunas ica" (sembahyang memohon keselamatan) di Pejenengan Puri Agung Klungkung.
[pilihan-redaksi]
Dalam surat yang dikeluarkan pihak Puri Agung Klungkung disebutkan, upaya "nunas ica" agar dilakukan dari rumah masing-masing menggunakan sarana dan prasarana menurut keyakinan atau desa kala patra.
"Puri Agung Klungkung tidak menyarankan persembahan wewentenan secara spesifik untuk menolak wabah virus Covid 19. Sarana masyarakat yang telah dilaksanakan seperti Daun Pandan Berduri, Bawang, Cabai, Uang Kepeng Asik, diikat dengan Benang Tridatu dan Tapak Dara dari Kapur Sirih tetap dilanjutkan," demikian Penglingsir (tokoh) Ida Dalem Semara Putra, dalam surat yang dikeluarkan di Semarapura Klungkung 27 Maret 2020.
Lebih lanjut disampaikan, Puri Agung Klungkung akan melaksanakan upacara sekaligus "nunas pakuluh" Ida Betara Pejenengan pada hari Soma Kliwon Wuku Krulut, pinanggal 30 Maret 2020 dan selajutnya tirta bias dibagikan ke masing-masing Desa Adat jika diperlukan.
Sebelumnya diberitakan, di tengah wabah virus corona, muncul informasi dan himbauan yang beredar di kalangan pengguna media sosial sejak hari Selasa Malam (24/3/2020). Himbauan ini berisi ajakan agar warga memasang semacam "penolak bala" di rumah masing-masing.
Dari pantauan Beritabali.com di beberapa grup whatsapp, setidaknya ada dua informasi yang beredar. Informasi yang bersifat himbauan itu antara lain: "Niki pejenengan (kulkul) ring Puri Agung Klungkung meswara, damuhe kanikang ngunggahin pandan 3 katih tegul aji benang tri datu pacekin bawang tabia lan kasurat tampak dare ring lebuh" (Ini yang dihormati (kulkul keramat) di Puri Agung Klungkung mengeluarkan suara, rakyat diminta untuk memasang 3 lembar daun pandan diikat dengan benang tridatu kemudian ditusuk bawang dan cabe merah lalu ditulis lambang "tampak dara" di pintu keluar rumah/halaman depan rumah).
Informasi lainnya di media sosial berbunyi: "pajenengan kentungan/kulkul puri agung klungkung sekitar pukul 20.20 wita (berbunyi), beredar himbauan agar warga memasang daun pandan, bawang putih, bawang merah, dan cabe metusuk diikat jadi satu dengan benang tridatu dipasang pada pemedal. Serta pamor tapak dara di pemedal atau ring sanggah pemesu ida dane".
Terkait adanya info yang viral ini, seorang warga Bali mengatakan, fenomena suara Kulkul keramat di Puri Agung Klungkung ini sudah ada sejak dulu.
"Kulkul yang ada di Puri Agung Klungkung itu memang keramat. Dulu saat bencana Gunung Agung meletus, saat peristiwa G 30 S PKI, wabah atau grubug di Bali memang selalu mengeluarkan bunyi untuk memperingatkan warga Bali. Mungkin hal ini bisa kita ikuti secara "niskala" sesuai kepercayaan masyarakat Hindu Bali, namun kita tetap juga melakukan antisipasi atau upaya secara "sekala" dengan cara menjaga kesehatan diri, keluarga, dan lingkungan," ujar Made Suganda, warga Bali asal Klungkung.
Reporter: bbn/tim