search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Imbas Corona, Kekayaan CEO Aplikasi Video Konferensi Ini Naik Rp64 Triliun
Sabtu, 4 April 2020, 13:15 WITA Follow
image

bbn/forbes

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Di tengah imbas virus corona menggerus perekonomian dunia, sejumlah pelaku industri start up malah diuntungkan seperti penggunaan aplikasi video konferensi, Zoom sebagai akibat pemberlakukan bekerja di rumah atau Work From Home (WFH).
  
[pilihan-redaksi]
Dikutip dari Investor.id, bagi sebagian besar orang, virus korona (Covid-19) menjadikan bisnisnya anjlok, bahkan ada yang terancam bangkrut. Namun, bagi pendiri dan CEO aplikasi video konferensi Zoom, Eric Yuan, wabah ini justru telah membuat kekayaannya bertambah US$ 4 miliar (Rp 64 triliun) menjadi US$ 7,57 miliar (Rp 121,12 triliun) dalam tiga bulan terakhir.  

Krisis Covid-19 telah menghilangkan jutaan sumber pendapatan bagi orang Amerika Serikat, tetapi tidak bagi Eric Yuan. Sebagai COE, dia adalah pendiri Zoom, aplikasi video konferensi yang berbasis di Silicon Valley, California, Amerika Serikat (AS).

Bahkan, sebelum pecahnya pandemi virus korona di dunia, harga saham Zoom yang berawal dari perusahaan rintisan berbasis teknologi (start-up) telah tumbuh secara eksponensial. Dalam sembilan tahun membangun Zoom, Yuan pun telah mengumpulkan kekayaan sekitar US$ 7,5 miliar, menurut Bloomberg Billionaires Index. 

Namun, sejauh ini, seperti dikutip dari Business Insider, Jumat (3/4), Yuan masih menolak mengomentari kekayaan bersih, karier, atau kehidupan pribadinya. Perwakilannya hanya menyampaikan bahwa dia sedang sibuk bekerja 18 jam sehari di Zoom. 

Kenaikan kekayaan pria kelahiran Provinsi Shandong, Tiongkok, itu didapatkan dari peningkatan harga saham Zoom yang didaftarkan dan diperdagangkan di bursa saham Nasdaq, AS. Harga saham Zoom sudah naik dari sekitar US$ 70 menjadi US$ 150 per saham. 

Saat ini, Yuan (49 tahun) memiliki 19% saham Zoom. Total valuasi saham Zoom saat ini mencapai sekitar US$ 35 miliar seiring peningkatan poluparitasnya dan banyak digunakan untuk telekonferensi dan meeting jarak jauh karena kebijakan bekerja dari rumah (working from home/WFH) di berbagai belahan dunia. 

Karena itu, dalam tiga bulan terakhir, kekayaan Yuan pun terkerek naik sekitar U$ 4 miliar (112%) menjadi US$ 7,57 miliar (Rp 121,12 triliun) dengan asumsi kurs US$ 1 setara dengan Rp 16.000. Virus korona yang kini telah mejadi pandemi di lebih 204 negara di dunia telah meningkatkan popularitas aplikasi Zoom. Bila pada Desember 2019, penggunanya hanya 10 juta,  pada akhir Maret lalu, penggunanya naik sangat signifikan menyentuh 200 juta per hari. 

Kisah Sukses India Today, pada Rabu (1/4), melansir perjalanan Eric Yuan sebelum membuat Zoom. Hal itu diawali dari ketertarikannya terhadap internet ketika mendengarkan pidato pendiri Microsoft, Bill Gates, pada 1990, saat usianya baru 20 tahun. 

Yuan memiliki gelar sarjana dalam matematika terapan dan gelar master dalam bidang teknik. Karena itu, ia berfikir bahwa dengan pindah ke Amerika Serikat (AS), tepatnya bekerja di Sillicon Valley, kawasan teknologi dunia, akan mampu merubah kehidupan dan lebih menjanjikan untuknya berkarier. 

Mimpi besarnya itu sempat terhambat ketika visanya ditolak oleh pemerintah AS sebanyak delapan kali. Meskipun begitu, ia tetap berusaha selama dua tahun, sehingga upayanya yang kesembilan kali berhasil dan bisa pindah ke AS. Saat tiba di Negara Paman Sam tahun 1997, kemampuan bahasa Inggris Yuan masih kurang. 

Namun, dia punya kemampuan dalam menulis kode komputer. Ia akhirnya mendapatkan pekerjaan pertamanya di WebEx. Pada 2007, ketika WebEx diakuisisi oleh Cisco sebesar US$ 3,2 miliar, Yuan diangkat menjadi VP Korporat Teknik. Walau telah naik jabatan, dia merasa tidak bahagia. Karena, ketika harus bertemu dengan banyak pelanggan, dia semakin menyadari bahwa ada yang kurang dengan layanan konferensi video milik Cisco. 

Hal itu juga sudah disampaikan ke manajemen Cisco, tapi tidak ada respons. Dia sempat mengajukan aplikasi video konferensi yang ramah smartphone. Pada 2011, Yuan pun keluar dari Cisco dan memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri yang dikenal sekarang dengan nama Zoom Technologies Inc, atau Zoom Video Communications. 

Lebih dari 40 insinyur dari Cisco diboyong ke perusahaannya tersebut. Selanjutnya, tahun 2012, dia meluncurkan Zoom sebagai aplikasi video konferensi hingga sekarang sangat populer. 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami