Bayi Jerapah Baru Lahir di Bali, Menteri LHK Siti Nurbaya Beri Nama Corona
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Ada kabar membahagiakan, yakni lahirnya bayi jerapah yang lucu dan menggemaskan pada 9 April 2020 lalu di Bali Safari Park. Ibu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Ibu siti Nurbaya Bakar, secara khusus memberikan nama kepada bayi jerapah lucu ini.
[pilihan-redaksi]
“Corona” menjadi pilihan nama dari Ibu Menteri untuk bayi jerapah betina ini karena kelahirannya bertepatan dengan pandemic Covid-19.
Bayi Jerapah ini lahir dari pasangan indukan Sophie dan pejantan Matadi. Proses kelahiran Corona berjalan dengan lancar. Tim dokter memantau proses kelahirannya melalui kamera CCTV.
“Setelah 2 jam Sophie mengalami kontraksi, lahirlah bayi jerapah dalam kondisi yang sehat. Selang beberapa waktu tampak respon positif dari Sophie yang menjilati Corona. Ini merupakan pertanda bahwa ia menunjukkan perhatian baik terhadap bayinya,” jelas drh. Yohana Kusumaningtyas, tim dokter hewan Taman Safari Indonesia (TSI) Group.
Soffie sendiri mengalami masa kehamilan selama kurang lebih 15 bulan. Sejak awal kehamilan, kondisi Sophie selalu dipantau oleh keeper (perawat satwa), dokter hewan, dan asisten kurator. Mereka rutin memeriksa kondisi kehamilan dan kesehatan Sophie setiap hari.
“Kami memberikan perawatan terbaik dan pakan berkualitas seperti, wortel, kacang panjang dan daun kaliandra untuk indukan jerapah selama masa kehamilan hingga nanti menyusui. Bayi jerapah masih menyusu sejak kelahiran hingga usia 4 bulan,” ujar drh. Yohana.
Jerapah (Giraffa camelopardalis) merupakan jenis endemik Afrika dan merupakan spesies hewan tertinggi yang hidup di darat. Jerapah jantan dapat mencapai tinggi 4,8 sampai 5,5 meter dan memiliki berat hingga mencapai 1.360 kilogram. Jerapah betina biasanya sedikit lebih pendek dan lebih ringan. Saat ini, Corona dalam kondisi sehat.
Ia masih berada dalam pengasuhan langsung oleh induknya, Soffie. Dengan adanya tambahan 1 ekor jerapah, maka total jumlah jerapah di Bali Safari menjadi 5 ekor, yang terdiri dari 2 jantan dan 3 betina. Keberhasilan pengembangbiakan jerapah tersebut juga menjadi bukti kesuksesan Bali Safari dalam program konservasi satwa-satwa liar dan terancam punah.
Meski ditutup sementara dalam rangka mencegah mata rantai penyebaran Covid-19 sejak 23 Maret 2020 lalu, program konservasi satwa tetap berjalan di Bali Safari. Termasuk salah satunya adalah pengembangbiakan satwa dan perawatannya. Satwa-satwa tetap diberi pakan secara rutin dan normal. Kondisinya pun selalu dimonitor tim medis. Terlebih lagi, satwa hamil yang wajib mendapatkan perawatan esktra demi kesehatan bayinya.
Begitu pula dengan anakan satwa seperti Corona yang mendapat perawatan ekstra agar kesehatannya tetap terjaga, sehingga nantinya mampu berbaur dengan kawanan jerapah lainnya di Bali Safari. Selama Bali Safari tutup sementara, perkembangan Corona akan selalu dikabarkan melalui akun media sosial resmi Bali Safari. Dengan begitu, masyarakat tetap terhubung dengan bayi jerapah yang lucu dan menggemaskan ini, hingga nanti bisa bertemu langsung setelah Bali Safari dibuka kembali menerima pengunjung.
Reporter: bbn/rls