search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Air Mata Harmiati Tak Terbendung Saat Dikunjungi Paguyuban Yohana Kanti
Minggu, 14 Juni 2020, 21:50 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Air mata Ni Nyoman Harmiati di Banjar Sudimara Kaja, Desa terus mengalir saat dikunjungi oleh Paguyuban Yohana Kanti Desa Sudimara di rumahnya, Minggu, (14/6).  
 

[pilihan-redaksi]
Kunjungan ini untuk memberikan bantuan paket sembako dan uang tunai. Perempuan 31 tahun ini mengalami gangguan mental serta telah menjadi yatim piatu. Saat ini ia hidup mengandalkan perhatian dari keluarga di sekitar rumahnya. 
 

Selain Harmiati, paguyuban ini juga memberikan bantuan pada bocah kelas V sekolah dasar I Putu Yudistira yang merupakan anak yatim piatu di Banjar Yeh Gangga , Desa Sudimara. Yudistira saat ini hanya hidup bersama kakek dan neneknya. 
 

“Saya sudah tidak bisa berbuat banyak,” kata kakek Yudistira, I Ketut Teko (70). 
 

Saat usia yang semakin tua, cucu semata wayangnya ini justu sedang tumbuh dan membutuhkan perhatian lebih.  Baik berupa kasih sayang dan material. Almarhum orang tua Yudistira meningal saat ia berusia 1,5 tahun.  Sedangkan ibunya menikah lagi ke Singaraja. 
 

Anggota paguyuban Yohana Kanti Ni Luh Iin Sumariati menyebutkan, pihaknya menyadari jika anak-anak kurang beruntung ini membutuhkan perhatian lebih. Bukan hanya sekedar bantuan secara material. 
 

Ia pun berjanji akan mengunjungi dan memberikan bantuan lagi. Total dana sumbangan yang berhasil dikumpulkan paguyubannya sebanyak 90 juta lebih, akan disimpan 20 juta dan akan diberikan lagi pada bulan depan pada 27 penerima bantuan di antaranya adalah Harmiati dan Yudistira.
 

“Akan kami lakukan kunjungan lagi,” ujarnya. 
 

Tidak hanya mengunjungi anak kurang mampu, bantuan juga diberikan kepada keluarga kurang mampu I Ketut Santun di Banjar Yeh Gangga, Desa Sudimara. Ketut Santun yang merupakan pekerja serabutan harus menghidupi istri yang sakit diabetes dan anaknya yang mengalami sakit stroke sejak usia remaja. 
 

“Rumah saya sudah rusak. Perlu perbaikan, kalau hujan bocor semua,” ujarnya.  
 

Bantuan yang diberikan paguyuban Yohana Kanti berupa beras 10 kilogram pada 702 kepala keluarga yang terdampak covid-19 yang belum mendapatkan bantuan pemerintah. 27 kepala keluarga diberikan bantuan berupa beras dan uang tunai dan merupakan keluarga kurang mampu. Penggagas paguyuban Yohana Kanti I Nyoman Ariadi menyebutkan, paguyuban ini mengumpulkan warganya yang merantau dan memiliki rejeki lebih. 
 

“Mereka kami ajak untuk berbuat sesuatu bagi tanah kelahirannya,” ujarnya.
 

Ariadi menyebutkan nantinya, paguyuban yang beranggotakan 60 orang ini tetap akan melakukan kegiatan sosial dengan mengandalkan donasi dari anggota dan pihak lainnya yang tidak mengikat. 

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami