search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pengamat: Risiko Kesehatan Lebih Mahal dari Tuntutan Aktivitas Ekonomi
Jumat, 29 Januari 2021, 12:55 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) yang kembali diperpanjang pemerintah sebagai respon atas meningkatnya penyebaran Covid-19 menuai protes sebagian masyarakat, termasuk  pelaku UMKM. 

Protes tersebut dinilai wajar saja, ketika sejak beberapa lama geliat ekonomi sudah mulai terlihat, tetapi kemudian diketatkan lagi.
Terkait kondisi ini, tentu semua harus menyadari bahwa antara kesehatan dan ekonomi di era adaptasi kebiasaan baru bukanlah senantiasa pilihan ekonomi yang selalu berimbang. 

Idealnya adalah ketika bisa melakukan aktivitas ekonomi secara normal di tengah masih merebaknya covid-19. Akan tetapi persoalannya adalah kerumunan yang muncul berisiko meningkatkan penyebaran Covid-19 dimana risiko kesehatan yang jauh lebih mahal dari tuntutan geliat aktivitas ekonomi. 

"Artinya kesehatan adalah prasyarat penting melaksanakan aktivitas ekonomi. Karenanya perubahan perilaku seluruh masyarakat termasuk pelaku UMKM sangat penting menyangkut kepatuhan dan kedisiplinan mengikuti anjuran pemerintah, untuk keselamatan diri sendiri dan juga orang lain," jelas Pengamat Ekonomi dan Kependudukan Provinsi Bali, Dr. I Gusti Wayan Murjana Yasa, SE.,MSi, Kamis (28/1) di Kota Denpasar, Provinsi Bali.

Kreativitas pelaku usaha UMKM dalam memanfaatkan peluang yang masih ada sangat perlu, terkait dengan menyiapkan produk apa yang dibutuhkan masyarakat mulai dari bagaimana dapat melayani kebutuhan masyarakat memerlukan tanpa mereka harus datang ke tempat usaha (menghindari kerumunan), ikut serta merubah perilaku masyarakat agar disiplin dan patuh mengikuti aturan pemerintah untuk keamanan, kenyamanan, dan  keselamatan bersama.

"Jadi bagi para pelaku UMKM jadilah duta perubahan perilaku untuk diri sendiri dan juga para pelanggan, dengan cara disiplin mengikuti aturan pemerintah. Ingat pesan Ibu, memakaimasker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mencegah kerumunan antara lain melalui pembatasan  aktivitas," sebutnya.

Percepatan pemulihan ekonomi dilakukan saat ini oleh pemerintah termasuk UMKM sangat tergantung pada keberhasilan menekan penyebaran Covid-19. Ekonomi akan bangkit sejalan dengan penurunan penyebaran pandemi covid-19.

"Menyadari akan hal tersebut, maka upaya cepat pulih dalam perekonomian terkait dengan keberhasilan kita bersama menekan penyebaran Covid-19. Lebih-lebih kita mengetahui bahwa sebagian besar UMKM kita menghasilkan produk yang mendukung sektor  pariwisata. Keberhasilan kita menekan pandemi Covid-19, merupakan prsyarat penting bagi kebangkitan sektor pariwisata," paparnya.

Kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat yang diambil pemerintah dalam kerangka menekan pandemi covid-19, tidaklah berdiri sendiri. Kebijakan lainnya secara bersamaan adalah upaya-upaya kesehatan terkait penanggulangan penyebaran covid-19, kebjakan pemulihan ekonomi dari berbagai sektor, meliputi upaya membangkitkan sektor riil (termasuk UMKM).

"Dari sisi permintaan, pemerintah juga meluncurkan berbagai kebijakan terkait upaya meningkatkan daya beli masyarakat, termasuk mencegah pemutusan hubungan kerja," sebutnya.

Pelaku UMKM di Bali memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pencegahan penyebaran Covid-19 dengan cara mematuhi aturan pemerintah dan ikut serta mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk disiplin dan patuh kepada aturan pemerintah.

Terkait dengan kelangsungan usaha, kata dia, pelaku UMKM secara strategis perlu mengambil peluang menghasilkan produk yang dibutuhkan.

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami