search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tidak Hanya Ibu, Ayah Baru Juga Bisa Mengalami Baby Blues
Sabtu, 20 Februari 2021, 15:10 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Tidak Hanya Ibu, Ayah Baru Juga Bisa Mengalami Baby Blues

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Bukan hanya ibu, seorang ayah baru juga bisa mengalami depresi pascapartum atau yang sering disebut dengan baby blues

Melansir dari WebMD, bahkan tingkat depresi di antara ayah baru serupa dengan para ibu baru. Para psikolog menyatakan, bahwa para ayah baru yang mengalami depresi membutuhkan bayak bantuan psikologis. 

"Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sekitar 10 persen ayah baru mengalami depresi pascapartum, sementara 18 persen di antaranya mengalami gangguan kecemasan," kata Dan Singley, dari Center for Men's Excellence di San Diego.

"Sayangnya, hanya beberapa psikolog menerima pelatihan terfokus tentang mengidentifikasi, menilai atau menangani masalah umum pria dalam periode pasca melahirkan," kata Singley dalam rilis berita dari American Psychological Association.

Selain itu pria juga cenderung tidak mencari layanan kesehatan mental selama periode depresi ini.  Dalam hal ini, Sara Rosenquist dari Pusat Psikologi Kesehatan Seksual dan Reproduksi di Cary, N.C. juga membahas depresi pascapersalinan pada para ayah.

"Banyak yang mengaitkan depresi jenis ini dengan perubahan dan fluktuasi hormonal akibat kehamilan dan persalinan," kata Rosenquist, dari Pusat Psikologi Kesehatan Seksual dan Reproduksi di Cary, N.C.

"Ini sangat tidak mungkin karena depresi pascapartum bisa terjadi juga pada ayah dan orangtua angkat," tambah Rosenquist.

Faktor-faktor yang dapat memicu depresi pascapartum pada ayah baru adalah kurang tidur, kelelahan, tidak bisa bekerja, konflik peran gender, dan kekhawatiran tentang menjadi orangtua yang baik.

"Wanita lebih cenderung melaporkan perasaan sedih dan sering menangis, sedangkan pria lebih cenderung merasa tersinggung dan terputus secara sosial," katanya.

Menurut Singley, salah satu hal yang dapat membantu pria menghindari depresi pascapartum adalah dukungan dari teman.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami