search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sejak Pandemi Covid-19, Diklaim Ada 300 Penampakan UFO di AS
Jumat, 23 April 2021, 17:55 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/cnnindonesia.com/Sejak Pandemi Covid-19, Diklaim Ada 300 Penampakan UFO di AS

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Sebuah laporan mengungkapkan terjadi lonjakan penampakan Unidentified Flying Object (UFO) di Amerika Serikat (AS) pada sejak pandemi Covid-19. Penampakan UFO itu diklaim terlihat di New York dan terjadi dua kali lipat dari tahun sebelumnya dengan total 300 penampakan.
Total penampakan UFO secara nasional meningkat dari 1.000 menjadi 7.200 penampakan dalam sejarah AS.

Peningkatan ini diduga karena orang lebih banyak waktu untuk memindai langit malam dengan berlakunya penguncian wilayah yang ketat, terutama di New York.

Dikutip New York Times, menurut para ufologis tren tersebut belum tentu merupakan hasil dari invasi alien. Sebaliknya, hal itu kemungkinan besar disebabkan oleh penyerang lain yaitu virus Corona.

SpaceX dan OneWeb disebut menginspirasi para pemburu UFO dan kemungkinan besar akan melihat peningkatan penampakan UFO sepanjang tahun.

Hal ini dikombinasikan dengan Pentagon yang merilis tiga video penampakan menyerupai UFO, hal ini membuat sebagian orang memikirkan dan mendiskusikan benda terbang yang tidak dikenal itu.

Departemen keamanan AS yang berada di Pentagon itu mengatakan mereka akan membentuk gugus tugas baru untuk menyelidiki apa yang disebut 'fenomena udara tak terdeteksi' diduga UFO yang teramati pesawat militer AS.

Secara umum, pada tahun 2020 hingga kini diklaim sebagai tahun yang paling mengesankan untuk penampakan UFO. Objek antariksa antarbintang yang melintasi tata surya, Oumuamua diduga menjadi bagian dari teknologi alien.

Dikutip CNET, dugaan penampakan UFO itu bukan dari orang biasa, melainkan berasal dari ilmuwan Universitas Harvard, Avi Loeb.(sumber: cnnindonesia.com)
 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami