search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bukan Infeksi Jamur Hitam! Ini Istilah Yang Benar Menurut Dokter
Kamis, 3 Juni 2021, 14:35 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Bukan Infeksi Jamur Hitam! Ini Istilah Yang Benar Menurut Dokter

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Infeksi jamur hitam yang tengah melanda di India juga jadi pembicaraan dunia. Infeksi saluran pernapasan itu banyak dialami oleh pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit. Namun perlu diklasifikasi bahwa infeksi jamur hitam ternyata bukan istilah penyakit yang tepat. 

Dokter spesialis paru Dr. dr. Anna Rozaliyani, Sp.P(K)., menyampaikan bahwa infeksi jamur hitam justru bukan disebabkan oleh jamur yang berwarna hitam. Tetapi oleh jamur mukormikosis yang sangat kecil dan hanya bisa dilihat lewat mikroskop. Sehingga nama penyakit yang tepat merupakan mukormikosis.

"Klarifikasinya, black fungus pada mukormikosis bukan istilah yang tepat. Karena penyebab jamurnya itu mukormikosis bukan golongan jamur hitam," kata dokter Anna dalam webinar dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Kamis (3/6/2021).

Ada berbagai jenis-jenis jamur. Beberapa di antaranya memang ada yang berwarna hitam, lanjut dokter Anna. Tetapi mukormikosisbukan termasuk kelompok jamur tersebut. Hanya saja proses infeksi yang disebabkan jamur tersebut memang berakibat kerusakan organ hingga menghitam.

"Mukormikosis ini menyebabkan kelainan jaringan yang berwarna hitam. Oleh karena itu mungkin masyarakat menyebutnya jamur hitam, biar mudah. Itu lah yang jadinya muncul ke permukaan," kata dr. Anna.

Bukan termasuk penyakit baru, dr. Anna menyampaikan bahwa mukormikosis sebenarnya bisa ditemukan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Hanya saja, kasusnya mencuat di India seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di sana. 

Dokter Anna menyebut, hingga Mei 2021 tercatat telah kasus infeksi mukormikosis di India telah mencapai 9 ribu selama pandemi Covid-19.

"Ada banyak dugaan kenapa lebih banyak di India, ada yang bilang terkait masalah lingkungan sehingga menyebabkan jamur lebih cepat tumbuh, kondisi alam, kebersihan penduduk dan lainnya," jelas dr. Anna.

Faktor lingkungan memang sangat berpengaruh terhadap berkembangbiaknya jamur mucormycetes. Tanah yang lembab, bahan organik yang membusuk, kompo, hingga kotoran hewan merupakan beberapa yang menjadi habitat mukormikosis, kata dr. Anna. 

Bahkan tembok yang lembab akibat bocor air hujan juga bisa memicu tumbuhnya jamur mukormikosis. Dokter Anna menekankan pentingnya kebersihan. Ia menyampaikan, ada tiga cara jamur tersebut bisa masuk ke tubuh manusia. 

"Pertama saluran napas, itu yang paling sering. Kalau nyangkut bisa ada di rongga saluran atas napas. Tapi dalam jumlah kecil, sistem kekebalan tubuh tidak mampu menghalangi sehingga masuk ke saluran napas bawah. Kedua, jika ada cidera atau luka. Kemudian, kalau tertelan tidak disadari, kasusnya memang tidak banyak tapi ini hipotesisnya," paparnya.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami