search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kondisi Almarhum Wayan Geriya Memburuk Usai Positif Covid-19
Minggu, 31 Oktober 2021, 20:05 WITA Follow
image

beritabali/ist/Kondisi Almarhum Wayan Geriya Memburuk Usai Positif Covid-19.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Budayawan asal Banjar Batur, Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati Drs I Wayan Geriya meninggal dunia Sabtu (30/10) sekitar pukul 11.00 WITA. Awalnya almarhum mengeluh sakit tenggorokan. 

Namun begitu diperiksa lebih lanjut, budayawan kelahiran 1 Desember 1940 ini didiagnosa mengalami gangguan organ dalam. Diantaranya jantung, paru-paru dan ginjal. Wayan Geriya di usia 81 tahun pun harus melakukan cuci darah. 

Selama perawatan medis, Wayan Geriya sempat sekali dites swab antigen dengan hasil negatif, dua kali tes PCR juga negatif. Namun, Jumat (29/10) sehari sebelum menghembuskan nafas terakhir, ketika dites PCR lagi, hasilnya positif. 

Hal ini diungkapkan putra bungsu almarhum, I Komang Sutriawan saat ditemui di rumah duka, Minggu (31/10) kemarin. "Keluhan pertama dari sebulan lalu, diawali radang tenggorokan, kita pikir biasa, obati ke dokter. Dikasi antibiotik, namun seminggu tidak ada perubahan," jelas Ketua Umum TLCI Bali ini. 

Akhirnya keluarga memeriksakan kondisi mantan Dekan Fakultas Sastra Unud dua periode ini ke dokter spesialis dalam. "Karena masih radang, sampai susah menelan, susah makan. Kondisi bapak otomatis drop," jelasnya. 

Namun Wayan Geriya saat itu enggan diajak berobat ke rumah sakit, sehingga keluarga mengambil tindakan home care. "Kita panggil dokter dan perawat, merawat bapak di rumah. Karena agak sulit membujuk bapak ke rumah sakit," jelas Komang Sutriawan. 

Sampai akhirnya Wayan Geriya sama sekali tidak mau makan, keluarga memaksa untuk berobat ke RS Premagana Batubulan. Sebelum diambil tindakan, Wayan Geriya dites swab antigen dengan hasil negatif. 

"Dicek, rontgen, cek darah dll. Selain radang, ternyata bapak ada kelainan organ dalam. Jantung, paru-paru dan ginjal. Konsul dokter, diarahkan ke RS Udayana," jelasnya. 

Di RS Udayana, Wayan Geriya sempat opname di ruang ICU selama 3 hari. Selama perawatan itu pula, Wayan Geriya menjalani tes PCR dua kali dengan hasil negatif. Namun karena harus cuci darah, Wayan Geriya kembali pindah perawatan ke rumah sakit yang melayani hemodialisis. 

"Ada dua pilihan, RSUP Sanglah dan RS Bali Mandara. Sempat cek ke Sanglah, katanya penuh akhirnya ke RSBM sekitar pukul 21.00 WITA," kenangnya. 

Namun karena kondisinya drop setiba di RSBM, tindakan cuci darah ditunda keesokan harinya. "Baru cuci darah 15 menit, kondisi Bapak kembali drop, tensi turun sehingga cuci darah dilanjutkan besoknya lagi," ujar Komang Sutriawan. 

Setelah tuntas melakukan cuci darah, hari keempat opname di RSBM, Wayan Geriya ada pada kondisi terburuk. "Waktu itu dokter minta izin ngasi antibiotik teramouh, keluarga bilang silahkan kalau itu yang terbaik untuk bapak. Setelah itu bapak diswab lagi, hasilnya keluar siang ternyata positif," jelasnya. 

Pasca dinyatakan positif terkonfirmasi Covid-19, kondisi Wayan Geriya semakin drop. Hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir, Sabtu (30/10) Pukul 11.00 WITA. Sesuai prosedur, jenazah mendapatkan penanganan khusus dan langsung masuk peti. Saat ini, jenazah masih dititipkan di RSBM. 

Upacara pengabenan akan digelar di krematorium Punduk Dawa, Klungkung pada Anggara Paing Sungsang, Selasa (2/11) mendatang.

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami