search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Makna Penjor Yang Kerap Ada di Perayaan Galungan di Bali
Minggu, 23 Januari 2022, 20:25 WITA Follow
image

bbn/sonora.id/Makna Penjor Yang Kerap Ada di Perayaan Galungan di Bali

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Ada salah satu ciri khas yang sering ada di pada hari raya Galungan di Bali yakni Penjor. Penjor Galungan dibuat dengan menggunakan batang bambu utuh yang melengkung pada bagian ujungnya. 

Masyarakat Bali melengkapi penjor ini dengan berbagai aksesori dan pernak-pernik sehingga membuatnya terlihat begitu menarik. Pada proses pembuatannya, penjor bisa menggunakan pelengkap berupa janur ataupun daun enau.

Keberadaan penjor Galungan bukanlah sekadar hiasan belaka. Masyarakat Bali menganggap penjor sebagai salah satu benda yang wajib dihadirkan saat perayaan Galungan. Apalagi, penjor memiliki sisi religius tersendiri bagi mereka. Penjor, oleh masyarakat Bali, merupakan simbol rasa syukur atas kemakmuran yang diberikan oleh Sang Hyang Widi Wasa kepada umat Hindu di Bali.
 
Selain itu, bentuk penjor yang sengaja didesain tinggi menjulang merupakan representasi dari Gunung Agung. Apalagi, keberadaan Gunung Agung bagi masyarakat Bali begitu penting, karena dianggap sebagai tempat tinggal para Dewa. Bahan-bahan yang digunakan pada pembuatan penjor juga merupakan simbol kekuatan dewa. Oleh karena itu, pembuatan penjor tidak boleh sembarangan dan harus mengikuti tata aturan yang berlaku.

Seperti yang telah disebutkan, pembuatan penjor harus dilakukan dengan mengikuti aturan yang telah diturunkan secara turun-temurun. Bahan yang digunakan untuk membuat penjor, harus dari alat serta unsur yang ada di alam semesta. Anda tidak akan menjumpai penjor yang dibuat dengan menggunakan bahan olahan pabrik di Bali.

Bambu pada penjor merupakan simbol kekuatan dari Dewa Brahma. Janur, menjadi simbol Hyang Mahadewa. Kelapa adalah representasi Hyang Rudra. Sementara itu 3 jenis hasil bumi simbol kekuatan Dewa Wisnu, serta sanggah menjadi lambang Dewa Syiwa.

Meski begitu, Anda terkadang bisa saja menjumpai penjor yang tidak memiliki nilai religius. Penjor seperti ini, sengaja dibuat untuk menampilkan kesan dekoratif pada sebuah bangunan. Apalagi, ketika penjor tersebut sengaja ditempatkan di depan bangunan rumah umat selain Hindu. Hal seperti ini, bagi masyarakat Hindu Bali cukup lumrah dan tidak mengurangi makna dari penjor itu sendiri.

(sumber : Kintamai.id)

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami