search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Rasa Sakit Pada Lidah Bisa Jadi Gejala Kanker Paru-Paru
Selasa, 12 April 2022, 12:20 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Rasa Sakit Pada Lidah Bisa Jadi Gejala Kanker Paru-Paru

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Kanker paru-paru salah satu jenis kanker yang bisa menyebabkan gejala cukup luas, termasuk pada kuku dan lidah. Banyak orang mungkin mengira kanker paru-paru akan memicu gejala yang berhubungan dengan sistem pernapasan.

Tapi, beberapa badan kesehatan telah menemukan kesulitan menelan, lesi dan rasa sakit di lidah termasuk gejala kanker paru-paru. Kanker paru-paru terjadi ketika sel-sel di dalam paru-paru berubah menjadi jahat dan berkembang biak secara berbahaya, sangat mempengaruhi saluran udara tubuh.

Mulut sebagai titik pembuka ke saluran pernapasan seirng kali bisa menunjukkan tanda-tanda peringatan ketika ada masalah dalam tubuh.

Gejala khas kanker paru-paru yang terkait dengan mulut termasuk mulut kering. Tetapi studi kasus sebelumnya telah mengungkap komplikasi lain, yang meliputi rasa sakit, lesi, dan kesulitan menelan.

Dalam laporan kasus tahun 2017 yang diterbitkan dalam jurnal Medicine, para peneliti menulis kanker paru-paru primer biasanya muncul dengan gejala iritasi selaput lendir saluran napas, seperti batuk dan dahak bernoda darah.

Sedangkan, arsinoma lidah primer biasanya muncul dengan lesi lidah, nyeri, dan disfagia.

Dalam laporan tersebut, para peneliti mempresentasikan penderitaan pasien yang mengeluh batuk dan air liur sebelum menyadari rasa sakit dan suara serak di bagian bawah lidahnya.

Disfagia yang merupaka kesulitan menelan, termasuk di antara manifestasi kanker paru-paru yang lebih menyakitkan. Para peneliti percaya itu mungkin terjadi karena kanker menekan kerongkongan dan faring.

Kemudian, kondisi ini didiagnosis sebagai tumor metastatik dari kanker paru-paru yang telah menyebar ke rongga mulut.

Namun, perlu dicatat bahwa metastasis kanker paru-paru lebih jarang terjadi. Sedangkan, metastasis ke otak, hati atau tulang lebih sering terjadi.

Penyakit ini terkenal sulit diobati setelah bermetastasis, jadi para ahli merekomendasikan agar setiap perubahan tubuh diselidiki lebih awal. Kanker paru-paru non-sel kecil biasanya dapat diobati dengan operasi, kemoterapi, terapi radiasi, terapi bertarget atau kombinasi dari perawatan ini.

Kini, obat AFM24 telah menunjukkan efektivitas dalam mengobati pasien kanker usus dan kanker paru-paru. Ian Collins, kepala Pusat Degradasi Protein mengatakan obat ini bekerja dengan mengarahkan sistem kekebalan tubuh untuk membunuh sel kanker, bukan memblokir protein berbahaya.

"Sel-sel kita telah mengembangkan teknik yang sangat efisien untuk menghilangkan protein berbahaya," kata Collins.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami