search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Komisaris GSI Ngaku Jadi Korban, Tidak Digaji, Malah Rugi
Kamis, 21 April 2022, 20:40 WITA Follow
image

beritabali/ist/Komisaris GSI Ngaku Jadi Korban, Tidak Digaji, Malah Rugi.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kasus investasi bodong PT Goldkoin Sevalon International (GSI) tidak hanya merugikan ribuan member tapi juga orang dalam perusahaan. Seperti dialami Komisaris PT.GSI Kadek Agus Herry Susanto. 

Pria yang juga menjabat Sekretaris di Koperasi Konsumen Keluarga GSI ini mengaku jadi korban dari perusahaan tempatnya bekerja. Bahkan selama GSI berdiri, dia tidak pernah bergaji dan malah rugi hingga ratusan juta rupiah. 

Kadek Agus yang dikonfirmasi membenarkan selama PT. GSI berdiri sejak November 2020 lalu, dia mendapat 2 jabatan sekaligus yang diberikan Rizky Adam selaku boss PT GSI. Yakni Komisaris PT GSI dan Sekretaris di Koperasi Konsumen Keluarga GSI. 

"Awalnya saya diajak Rizky Adam membuat PT, saya mau karena sudah lama kenal. Sebatas teman saja," bebernya. 

Tapi sejak terdengarnya penyegelan PT GSI, Kadek Agus mengaku kaget. Sebab, ia tidak menyangka usaha yang awalnya menekuni edukasi trading justru berubah jadi investasi bodong. 

Namun di sisi lain, Kadek Agus mengaku dimanfaatkan oleh terlapor Rizky Adam yang hanya sebagai pelengkap struktur perusahaan di tempat tersebut. 

Bahkan, pria asal Buleleng itu sangat keberatan atas selembaran surat pemberitahuan yang menggunakan nama dan tanda tangannya sebagai sekretaris. Ia menyatakan namanya dicatut. 

Dijelaskanya, PT GSI mulai dirintis November 2020 dan mulai aktif 21 Febuari 2021. Namun memasuki Bulan Juli 2021, ia diminta oleh Adam untuk tidak melakukan apa apa di perusahaan. 

"Dia bilang, bang istrahat saja ya, biar saya yang kelola perusahaan," ujar Adam seperti dituturkan Kadek Agus. 

Dijelaskannya, sejak itu seluruh operasional PT. GSI dikendalikan oleh Adam. Sehingga sejak 1 Agustus 2021 Kadek Agus sudah tidak aktif lagi di perusahaan tersebut. 

Bahkan selama itu Kadek Agus tidak pernah menerima gaji. Ia hanya mendapatkan iming-iming akhir tahun akan mendapatkan biaya bonus tambahan. 

"Jadi, semua dikendalikan oleh Adam. Mulai 1 Agustus 2021 saya sudah tidak aktif lagi. Meski saya masih tercatat sebagai komisaris di PT GSI dan sekretaris di Koperasi Konsumen Keluarga GSI, tapi tidak bergaji," ungkapnya. 

Diakuinya, setelah perusahaan tersandung masalah hukum, barulah Kadek Agus sadar jika dirinya jadi korban. Dia mengaku tidak pernah buat surat apapun, apalagi tanda tangan. Lagipula, dia tidak pernah lagi bertemu atau berkomunikasi dengan Adam. 

"Selama tidak aktif saya tidak pernah komunikasi dengan dia. Apalagi pengangkatan pejabat apapun seperti direktur atau manajer sama sekali saya tidak tahu," ungkapnya sembari mengatakan dirinya belum menerima panggilan dari Polisi terkait investasi bodong tersebut.

Reporter: bbn/bgl



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami