search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jelang Waisak, Pengungsi Kerusuhan di Mareje Dipulangkan
Jumat, 13 Mei 2022, 21:50 WITA Follow
image

beritabali/ist/Jelang Waisak, Pengungsi Kerusuhan di Mareje Dipulangkan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Tujuh warga mengungsi di Polda NTB dan 16 warga lainnya mengungsi di Polres Lombok Barat, akibat bentrokan antara Dusun Banjar dan Dusun Bangket Lauk di Desa Mereje, Kecamatan Lembar, Lombok Barat pada malam takbiran, Minggu (1/5) lalu, akhirnya dipulangkan ke rumah masing-masing. 

Menyusul situasi yang mulai membaik, konflik berakhir dengan perdamaian. Polisi memutuskan untuk memulangkan warga terdampak kerusuhan ke rumahnya masing-masing, juga dalam rangka menghadapi Hari Raya Waisak pada Senin 16 Mei 2022 ini. 

Bentrokan tersebut sebelumnya mengakibatkan enam rumah di Kantor Sekretariat Lembaga Pembinaan Keagamaan Buddha (LPKB) di Dusun Banjar dibakar massa.

Kamis (12/5), Gubernur NTB, Zulkieflimansyah memimpin kepulangan para pengungsi yang didominasi warga lanjut usia dan anak-anak.

“Saya mengimbau, jangan ada lagi kejadian yang membuat publik punya persepsi berbeda tentang kita. Karena NTB ini merupakan replika Indonesia, miniatur Indonesia keragaman harmonisasi itu berjalan sangat baik,” kata Gubernur Zul. 

Zul meminta semua pihak menjaga kondusivitas NTB. Apalagi, banyak event internasional diselenggarakan di NTB, sehingga masyarakat harus menciptakan kesan yang ramah.

Zul menjelaskan, insiden yang terjadi di Desa Mareje tersebut bukan isu antaragama, melainkan pemicu awalnya karena politik lokal di desa tersebut.

"Mungkin Karena ada gesekan -gesekan politik lokal, mungkin orang menangkap isu yang berbeda," kata Zul.

Pihaknya mengatakan akan mengadakan acara di Desa Mareje yang bertujuan mengeratkan tali persaudaraan.

"Nanti akan ada acara hari Rabu kita berkumpul tidak ada lagi bekas-bekas yang terjadi karena kesalahpahaman yang terjadi," ungkap Zul.

Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid mengatakan akan segera memperbaiki rumah warga yang rusak akibat kesalahpahaman warga tersebut.

“Perencanaan pada tingkat pemerintah daerah sudah selesai. Kemarin rapat, Insya Allah besok sudah mulai bekerja (perbaiki rumah),” ujarnya.

Dia mengatakan, situasi sudah kondusif sejak perdamaian antara warga pada 4 Mei lalu. Namun untuk mengantisipasi terjadinya gesekan kembali, pengungsi dipulangkan 12 Mei.

“Sebenarnya sudah kondusif dari sebelumnya, namun masih menghindari isu-isu yang dibuat oleh orang luar,” katanya.

Dia menyebutkan banyak informasi palsu dari media sosial yang muncul saat bentrok tersebut dengan mengaitkan dengan isu SARA. Padahal kenyataannya itu hanya kesalahpahaman, bahkan warga dua dusun masih memiliki hubungan saudara.

“Penting saya sampaikan bahwa, kita lebih sibuk mengklarifikasi berita hoaks dari pada kenyataan sebenarnya. Masyarakat kita di Mareje ini kan satu keluarga, darahnya sama dan tidak pernah ada sejarah konflik ini,” ujarnya.

Bupati Lombok Barat berkeyakinan bahwa 100 persen konflik tersebut bukan konflik agama, menurutnya ini hanya miskomunikasi.

“Hanya miskomunikasi, unsur politik masuk, unsur luar masuk, berita hoaks masuk, dan menimbulkan hal seperti ini, dan ini merupakan pembelajaran bagi kita semua,” katanya.

Kapolres Lombok Barat, AKBP Wirasto Adi Nugroho mengatakan sudah jauh hari terbentuk Satgas penanganan konflik sosial di Kabupaten Lombok Barat untuk mencegah aksi serupa terulang kembali.

“Ketuanya Bapak Bupati Lombok Barat langsung, dan saat ini situasi di Mareje sudah sangat kondusif, masyarakat sudah mulai berbaur,” katanya.

Sehingga dari hasil penilaian Satgas sudah siap untuk memulangkannya, berdasarkan hasil asesmen di Mareje.

“Kegiatan kita ke depan, menghadapi Hari Raya Waisak sehingga memutuskan untuk memulangkan warga terdampak ke rumahnya masing-masing,” ujarnya.

Bentrok sebelumnya dipicu para pemuda Dusun Bangket Lauk membakar petasan dengan bunyi cukup keras saat malam takbiran. Seorang warga Dusun Banjar menegurnya dan terjadi keributan.

Bentrok tak terhindari saat muncul perkelahian pemuda di hari berikutnya, dan laporan polisi yang melaporkan pemukulan saat malam takbiran. Enam rumah dibakar, namun tidak ada korban jiwa karena aparat telah bersiaga di lokasi kejadian.

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami