search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Dukun Dituding Tumbalkan Pasutri Hingga Tewas
Rabu, 18 Mei 2022, 10:20 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Dukun Dituding Tumbalkan Pasutri Hingga Tewas

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

E(39), warga Sulawesi Selatan yang dianggap memiliki kekuatan supranatural atau dukun menjadi korban penganiayaan serta rumahnya dirusak puluhan orang. Hal itu lantaran korban dituding menjadi dalang kematian pasangan suami istri yakni, Samani (58) dan Bulaeng (58) akibat dijadikan tumbal oleh E. Kejadian perusakan dan penganiayaan tersebut telah dilaporkan ke pihak kepolisian.

Tudingan pihak keluarga tersebut dibantah E bahwa dirinya pada tanggal 14 Mei menerima rombongan keluarga Samani. Kedatangannya untuk berobat, namun saat berada di depan rumahnya, Samani tiba-tiba muntah darah lalu beberapa saat kemudian meninggal dunia.

"Pas teras rumah langsung meninggal dunia. Jadi saya suruh bawah masuk ke dalam rumah. Belum saya apa-apai," kata E yang saat ini masih dirawat di rumah sakit di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Selasa (17/5).

Saat berada di rumahnya, kata E, pihak keluarga melihat istrinya mengambilkan air di dapur lalu diberikan ke Samani yang saat itu diduga sudah meninggal dunia setelah muntah darah.

"Istrinya masuk ke dalam ambil air lalu diberikan minum. Mereka lihat istrinya yang ambilkan air. tidak ada pengobatan saat itu. Keluarganya saat itu kondisinya baik-baik saja dan berterima kasih, karena sudah rawat orang tuanya dan beruntung meninggal di rumah saya bukan di jalan, begitu katanya," ungkapnya.

Setelah kejadian itu, istri almarhum meninggal dunia pada Senin 16 Mei kemarin, berselang suaminya meninggal lebih dulu di halaman rumah E. Sehingga pihak keluarga dan kerabat mengamuk dan menuding bahwa E telah menjadikan orang tuanya sebagai tumbal.

"Katanya tadi dia mau bawa massa karena mamanya meninggal, katanya saya jadikan tumbal orang tuanya. buktinya di mana, karena biar air minum saya tidak bikinkan," bebernya.

Dalam keadaan emosi dan marah, puluhan orang datang ke rumah dukun tersebut dan langsung melakukan perusakan hingga penganiayaan dengan menebas korban dengan senjata tajam. Bahkan, kata E, salah satu pelaku sempat masuk ke dalam rumahnya sambil mengeluarkan sebuah senjata api.

"Sekitar jam 8 pagi, saya sama anak saya di rumah. Saya berdiri di depan pintu saat massa datang dan saya sempat ditebas. Untung anak saya tidak apa-apa. Mereka langsung menyerang dan mengelilingi rumah saya. Ada yang masuk tapi saya bilang bicara baik-baik, tapi dia langsung keluarkan pistol. Ada bawa pistol tapi saya tahan tangannya," tuturnya.

E mengaku dirinya baru beberapa bulan terakhir ini membuka praktek perdukunan di rumahnya sendiri di Kelurahan Balang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto.

"Saya baru lima bulan buka praktek ini, sudah banyak pasien saya tangani, cuma dia saya tidak tolong karena sudah meninggal," imbuhnya.

Akibat kejadian tersebut, dirinya telah melaporkan ke pihak kepolisian untuk menangkap pelaku perusakan dan penganiayaan yang menyebabkan dirinya mengalami luka tebas di pergelangan tangannya.

"Saya akan mau lanjut ke jalur hukum, karena saya tidak bersalah. Saya cuman mau menolong tapi dia meninggal di luar rumah saya tidak bisa menolong. Saya sudah laporkan ke polisi dan polisi sudah datang," pungkasnya.(sumber: cnnindonesia.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami