Perang Panjang di Ukraina Jadi 'Mimpi Buruk' Putin
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Sudah genap 6 bulan sejak Rusia melancarkan serangan militer ke Ukraina. Perang yang awalnya diperkirakan singkat, justru kian berlarut-larut dan menjadi buruk tak hanya bagi warga Ukraina, tetapi juga Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca juga:
Jerman Terancam Kedinginan dan Gelap Gulita
Belakangan ini, Ukraina terus melancarkan serangan balik terhadap pasukan Moskow. Hal itu didukung oleh sejumlah bantuan yang terus mengalir dari berbagai negara.
Bahkan, Rusia yang awalnya berambisi untuk segera merebut Kyiv, kini justru "terisolasi" di wilayah timur dan selatan Ukraina. Kemajuan yang dibuat Putin pun kini mulai terbatas.
Selain itu, rusia juga dilaporkan telah kehilangan puluhan ribu tentara dan moral pasukannya tengah jatuh.
Kementerian Pertahanan Ukraina menyatakan Rusia melancarkan serangan penuh ke negara itu dengan tujuan menggulingkan pemerintah dan menduduki sebagian besar wilayah. Namun, hal itu tak membuahkan hasil seperti yang diharapkan Putin.
"Pada bulan April, para pemimpin Rusia menyadari bahwa ini telah gagal, dan kembali ke tujuan yang lebih sederhana di Ukraina timur dan selatan," kata kementerian itu dikutip Express, Kamis (25/8/2022).
"Serangan Donbas membuat kemajuan minimal dan Rusia mengantisipasi serangan balik besar-besaran Ukraina."
Secara operasional, Ukraina menilai Rusia menderita kekurangan amunisi, kendaraan, dan personel.
Pembaruan intelijen menyimpulkan ada penurunan moral secara signifikan di banyak bagian militernya dan pasukannya menurun secara drastis.
"Kekuatan diplomatiknya telah berkurang dan prospek ekonomi jangka panjangnya suram. Enam bulan dan perang Rusia telah terbukti mahal dan berbahaya secara strategis."(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net