search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Alasan Suti dan Siti Tinggal di Bukit yang Rawan Longsor
Rabu, 19 Oktober 2022, 10:08 WITA Follow
image

beritabali/ist/Alasan Suti dan Siti Tinggal di Bukit yang Rawan Longsor.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Tak ada pilihan lain, keterbatasan ekonomi memaksa pasangan renta I Wayan Suti (65) dan Ni Nengah Siti (63) tinggal di kawasan curam lereng bukit Pule, Banjar Dinas Karangsari Tengah, Desa Duda Utara, Selat, Karangasem. 

Keduanya diketahui tinggal di sana sejak mereka menikah puluhan tahun silam. Itupun lahan yang mereka banguni rumah semi permanen berstatus "Metinin" (Dipinjamkan) karena tanah tersebut milik plabe pura desa adat setempat.

"Kami tinggal di bukit sudah sejak menikah, mau gimana lagi kami tidak punya tanah untuk ditinggali, ini tanah pinjam milik plabe pura desa," kata Ni Nengah Siti yang saat ini menumpang di rumah anaknya pasca musibah tanah longsor yang menimpa rumah dan merenggut nyawa suaminya. 

Pagi itu, sebelum kejadian, Siti mengaku seperti biasa bangun lebih dulu dari suaminya untuk memasak air. Padahal detik - detik menjelang musibah tanah longsor terjadi, Siti sempat membangunkan suaminya karena air hujan sudah meringsek masuk ke dalam ruangan tempat tidur sekaligus dapur miliknya. 

Hanya saja, saat itu suaminya tidak menggubris peringatan Siti dan justru melanjutkan tidurnya. Situasi semakin menghawatirkan, sampai sekitar pukul 05.30 WITA, musibah itu terjadi, longsoran batu dan tanah menimpa suaminya yang sedang tidur. 

Sementara, Siti berhasil selamat dengan cara melompat keluar dari lubang jendela serta langsung meminta bantuan pada menantunya yang tinggal di atas bukit.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang diperoleh, ada sekitar 15 kepala keluarga yang tinggal di kawasan bukit tersebut. Seluruhnya berada dalam posisi rawan bencana longsor karena memang kondisi bukit yang terjal dan labil terutama saat turun hujan deras.

"Ada sekitar 15 KK yang tinggal di bukit itu, rata-rata memang kondisinya kurang mampu dan tidak memiliki lahan yang lebih aman untuk ditempati," kata Perbekel Desa Duda Utara, I Wayan Suarman, Rabu (19/10/2022). 

Atas kondisi tersebut, pihaknya akan mengusulkan bantuan untuk perbaikan rumah milik warga yang tertimbun longsor. Hanya saja sebelum nantinya mendapat bantuan, pihaknya juga akan bertemu dengan tokoh adat serta tokoh maysarakat untuk mencari solusi agar mereka bisa pindah dari bukit tersebut. Hal ini karena selain berbahaya juga tidak ada akses jalan yang cukup untuk menuju ke rumah warga yang ada di kawasan perbukitan tersebut.

Editor: Robby

Reporter: bbn/krs



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami