Rusia Jadikan Satelit AS Sasaran Tembak, Belarusia Terlibat
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung. Tensi antara kedua belah pihak makin memanas, apalagi Rusia telah memperingatkan akan menembak jatuh satelit-satelit komersial milik negara Barat, terutama Amerika Serikat, jika terbukti turut berperan dalam perang Ukraina.
Tidak hanya itu, tentara Rusia dari Belarusia juga diyakini akan ikut menyerang Ukraina. Minsk selama ini menjadi sekutu dekat Rusia dan menjadi pangkalan militer tentara Presiden Vladimir Putin.
Mengutip CNBC Internasional, kemungkinan serangan disampaikan wakil kepala operasi staf umum Kyiv, Oleksii Hromov. Pemerintah Presiden Volodymyr Zelensky disebut sudah mempersiapkan pasukan untuk kemungkinan serangan itu.
Peningkatan jumlah pasukan Ukraina juga dilakukan, khususnya dari utara negara, yang dekat ke perbatasan Belarusia. Saat ini, pembentukan pasukan penyerang di Belarusia tidak dapat diamati.
"Namun ada dan akan ada ancaman. (Karenanya) kami bereaksi. Kami telah meningkatkan pasukan kami ke arah utara," katanya, dikutip Minggu (30/10/2022).
Sebenarnya, kemungkinan keterlibatan Belarusia sudah disampaikan sejumlah pakar Rusia. Salah satunya, pengamat Royal United Services Institute yang berbasis di London, Natia Seskuria.
Awal Oktober lalu, Ia mengatakan Putin sangat mungkin memaksa Belarusia ikut mendukungnya dalam perang. Terlebih sejak serangan balik Ukraina yang membuat pilihan Kremlin menjadi terbatas.
"Meskipun Lukashenko (Presiden Belarusia) berusaha untuk menghindari keterlibatan langsung dalam perang, ia mungkin terseret ke dalam konflik di bawah tekanan Putin," katanya.
"Tindakan Kremlin yang mulai membentuk kekuatan regional, menunjukkan seberapa khawatirnya mereka dengan peningkatan Kyiv. Sehingga menarik Belarusia adalah opsi yang tersedia," tambahnya.
Terkait satelit, Rusia mengancam akan menarget satelit komersial Amerika Serikat (AS), termasuk sekutu, jika negeri Presiden Joe Biden itu terlibat dalam perang Ukraina. Ini menjadi ancaman baru pascapembicaraan menteri pertahanan kedua negara dan pemberitahuan Rusia ke AS soal latihan perang nuklir, Grom.
"Infrastruktur kuasi-sipil mungkin menjadi target yang sah untuk serangan balasan," kata Wakil Direktur Departemen Non-Proliferasi dan Pengendalian Senjata Kementerian Luar Negeri Rusia, Konstantin Vorontsov dimuat oleh kantor berita negara Tass.
"Kita berbicara tentang keterlibatan komponen infrastruktur luar angkasa sipil, termasuk komersial, oleh AS dan sekutunya dalam konflik bersenjata," tegasnya.
AS sendiri memang menghindari terlibat langsung dalam konflik. Namun bersama negara NATO, Washington telah menjadi pendukung utama persenjataan Ukraina melawan Rusia.
Pekan lalu, Biden berjanji akan memberi Kyiv bantuan keamanan baru senilai US$ 625 juta. Termasuk peluncur HIMARS atau Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi.
"Washington tidak akan pernah mengakui pencaplokan Rusia atas wilayah Ukraina," ujar Gedung Putih.
"AS berjanji untuk terus mendukung Ukraina karena mempertahankan diri dari agresi Rusia selama yang diperlukan," katanya lagi.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net