Uni Eropa Sepakat Batasi Harga Gas Alam
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Para Menteri Energi negara-negara Uni Eropa (UE) menyetujui batasan harga gas alam di wilayah itu pada Senin (19/12/2022). Hal ini terjadi setelah negosiasi intens selama 2 bulan.
Memperkenalkan batasan harga gas terbukti kontroversial bagi pejabat Eropa. Pasalnya, banyak negara anggota UE berpendapat bahwa tindakan itu penting untuk menurunkan biaya energi yang sangat tinggi bagi konsumen, sementara yang lain mengkhawatirkan implikasi pasar potensial dari kebijakan tersebut.
"Kami melakukan pekerjaan kami, kami memiliki kesepakatan. Misi lain yang tidak mungkin tercapai," kata Menteri Perindustrian Republik Ceko, Jozef Sikela, yang memegang kursi kepresidenan Dewan Uni Eropa, dalam konferensi pers kepada CNBC International.
Secara rinci, Menteri Energi Eropa menyetujui apa yang mereka sebut sebagai mekanisme koreksi pasar. Ini akan diaktifkan secara otomatis jika kontrak gas awal bulan melebihi 180 euro per megawatt jam di Dutch Title Transfer Facility (TTF) dan juga saat harga 35 euro lebih tinggi dari harga referensi untuk gas alam cair di pasar global untuk periode yang sama.
Langkah itu akan berlaku mulai 15 Februari. Ketika diterapkan, kesepakatan itu akan menetapkan batas penawaran dinamis pada transaksi berjangka gas alam selama 20 hari kerja.
Manuver ini sendiri dilakukan saat UE sedang berusaha untuk melepas ketergantungannya pada Rusia, yang notabenenya merupakan pemasok terbesar ke benua itu. Ini sebagai bentuk perlawanan atas langkah Moskow yang menyerang Ukraina.
Sebagai akibatnya, hal ini telah berkontribusi pada krisis energi yang telah membuat harga naik tajam dan menyebabkan volatilitas pasar.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tindakan itu merupakan serangan terhadap harga pasar dan 'tidak dapat diterima'.
Sikela menekankan bahwa itu bukan batasan yang ketat, karena harga berpotensi melampaui batas jika harga di pasar LNG berada di atas level tertentu.
"Dengan kata lain, ini bukan batasan tetap tapi dinamis," tambah Sikela.
Komisaris energi Eropa, Kadri Simson, mengatakan dalam konferensi pers bahwa ini adalah instrumen untuk mencegah episode harga gas yang berlebihan yang tidak mencerminkan harga pasar dunia. Ia mengatakan Eropa pernah mengalami situasi di mana harga gas melonjak hingga lebih dari 300 euro per megawatt hour.
"Harga gas yang tinggi dan ekstrim bergejolak merusak ekonomi kita. Mereka juga merusak rumah tangga dan bisnis kita. Ini bertujuan untuk menghilangkan premi perang, mark-up dibandingkan dengan harga LNG global, yang dibayar Eropa karena harga terbentuk di pasar TTF," katanya.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net