search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bukan Gempa, Malapetaka Ini Sedang Ancam 15 Juta Warga Bumi
Rabu, 8 Februari 2023, 13:12 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Bukan Gempa, Malapetaka Ini Sedang Ancam 15 Juta Warga Bumi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Di tengah rentetan gempa bumi yang terjadi baru-baru ini, muncul malapetaka lain. Gletser di seluruh dunia dilaporkan telah mencair dengan kecepatan yang mengkhawatirkan, dan meninggalkan genangan air yang sangat besar.

Bahaya muncul saat air lelehan mengisi depresi atau cekungan yang ditinggalkan oleh gletser dan membentuk danau glasial. Saat suhu menjadi lebih hangat dan gletser mencair, otomatis air danau naik, sehingga masyarakat yang tinggal di hilir dari gletser akan menghadapi situasi berbahaya.

Pasalnya, jika air danau naik terlalu tinggi atau daratan atau es di sekitarnya runtuh, danau bisa pecah, sehingga dapat mengirimkan air dan puing-puing yang mengalir deras ke pegunungan. Fenomena ini disebut semburan danau glasial.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature Communications pada Selasa (7/2/2023), sekitar 15 juta orang di seluruh dunia yang tinggal dalam jarak 30 mil dari danau glasial berada dalam bahaya. Lebih dari setengahnya terkonsentrasi hanya di empat negara, yakni India, Pakistan, Peru, dan Cina.

Ini adalah studi pertama yang melihat secara khusus dampak potensial dari ledakan danau glasial. Tom Robinson, rekan penulis studi dan dosen senior di University of Canterbury di Selandia Baru, mengatakan semburan danau glasial seperti "tsunami daratan" dan membandingkan dampaknya dengan runtuhnya bendungan secara tiba-tiba.

"Bendungan glasial ini tidak berbeda dengan bendungan yang dibangun," kata Robinson.

"Jika Anda mengambil Bendungan Hoover, misalnya, Anda memiliki danau besar di belakangnya, tetapi jika Anda tiba-tiba menghapus Bendungan Hoover, air itu harus pergi ke suatu tempat, dan akan mengalir ke lembah dalam gelombang banjir besar."

Banjir ini bisa terjadi dengan sedikit atau tanpa peringatan. Ledakan danau glasial sebelumnya telah menewaskan ribuan orang dan menghancurkan properti serta infrastruktur penting.

Wilayah Rawan

Cordillera Blanca di Peru adalah salah satu wilayah yang menjadi perhatian untuk fenomena berbahaya ini. Sejak 1941, pegunungan tersebut telah mengalami lebih dari 30 bencana gletser mulai dari longsoran hingga ledakan danau glasial yang telah merenggut lebih dari 15.000 jiwa, menurut temuan para peneliti.

Meskipun belum jelas seberapa banyak banjir Pakistan tahun lalu terkait dengan pencairan gletser, negara ini memiliki lebih banyak gletser daripada di mana pun di dunia di luar wilayah kutub.

Pada 2022 saja, setidaknya ada 16 insiden semburan danau glasial di wilayah Gilgit-Baltistan utara negara itu, jauh lebih banyak daripada lima atau enam peristiwa yang terlihat pada tahun-tahun sebelumnya, kata para ilmuwan.

Studi tersebut juga menemukan wilayah yang paling terpapar ledakan ini adalah Pegunungan Tinggi Asia, yang meliputi Nepal, Pakistan, dan Kazakhstan. Rata-rata, setiap orang di wilayah ini tinggal sekitar enam mil dari danau glasial, menurut catatan para ilmuwan.

Namun Robinson mengatakan wilayah Andes, termasuk Peru dan Bolivia, adalah salah satu yang paling memprihatinkan, mengingat sedikitnya penelitian yang telah dilakukan di wilayah tersebut.

Studi tersebut mencatat bahwa selama dua dekade terakhir, gletser di Andes telah mencair dengan cepat sebagai akibat dari krisis iklim, menciptakan danau glasial yang sangat besar setelahnya dan meningkatkan ancaman ledakan banjir.

Robinson mencatat bahwa Amerika Utara dan Pegunungan Alpen Eropa tidak menonjol sebagai sangat rentan, karena lebih sedikit orang yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai glasial. Bahkan jika bahayanya cukup tinggi di wilayah ini, katanya, kurangnya populasi yang terpapar memberi mereka skor bahaya yang rendah.

Robinson menambahkan bahwa begitu ada investasi di negara-negara yang paling rentan seperti India, Pakistan, Peru, dan Cina,

"Kita dapat menelusuri daftar itu dan terus berupaya untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa dari danau glasial yang meledak ini," pungkasnya.(sumber: cnbcindonesia.com)


 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami