Makin Tegang dengan NATO, Rusia Simulasi Perang di Laut Jepang
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Kapal perusak anti-kapal selam Rusia Admiral Tributs akan melakukan simulasi perang di Laut Jepang atau Laut Timur yang melibatkan objek tiruan musuh.
Latihan itu diungkap oleh kantor berita Rusia, Interfax pada Senin (24/4) mengutip layanan pers Armada Pasifik Rusia.
"Di Laut Jepang, kapal Admiral Tributs akan melakukan latihan antikapal selam sesuai dengan rencana latihan tempur armada," kata layanan pers tersebut.
Dikutip Reuters, sebagai bagian dari latihan, awak kapal akan bekerja sama dengan helikopter angkatan laut untuk mencari kapal selam tiruan musuh, serta melakukan latihan tempur dengan torpedo.
Kapal Admiral Tributs diluncurkan pertama kali oleh Rusia pada 1983. Kapal itu selama ini bertugas di Armada Pasifik Rusia.
Latihan militer ini berlangsung setelah baru-baru ini Rusia dibuat geram lagi dengan pernyataan Pakta Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) akhir pekan lalu.
Dalam pernyataannya, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengklaim semua anggota telah sepakat Ukraina pada akhirnya akan bergabung dengan aliansi itu usai invasi Rusia berakhir.
Stoltenberg baru-baru ini juga mengunjungi Kyiv, Ukraina, dan menegaskan dukungan aliansi itu untuk negara eks Uni Soviet itu dalam menghadapi gempuran Rusia.
Rusia pun mengeluarkan peringatan keras usai pernyataan NATO itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan rencana tersebut sangat "berbahaya". Ia pun menegaskan langkah itu bisa menyebabkan 'kiamat' bagi aliansi militer Eropa.
"Pernyataan [mengenai rencana Ukraina bergabung dengan NATO] semacam itu picik dan benar-benar berbahaya. Ini dapat menyebabkan akhir dan keruntuhan bagi sistem keamanan Eropa," kata Zakharova, Jumat (21/4).
Zakharova menuding NATO berusaha mengompori Ukraina untuk mengalahkan Rusia dengan mengiming-imingi Kyiv bisa bergabung ke dalam aliansi setelah perang berakhir.
"NATO menetapkan tujuan untuk 'mengalahkan' Rusia di Ukraina, dan untuk memotivasi Kyiv, NATO berjanji bahwa setelah berakhirnya konflik, negara itu bisa diterima ke dalam aliansi," ujarnya seperti dikutip CNN.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net