Empat Korban Perdagangan Orang di Bandara Bali Tamatan SMP, Nekat Adu Nasib ke Luar Negeri
beritabali/ist/Empat Korban Perdagangan Orang di Bandara Bali Tamatan SMP, Nekat Adu Nasib ke Luar Negeri.
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Kapolres Kawasan Bandara Ngurah Rai AKBP Ida Ayu Wikarniti menerangkan, empat korban calon pekerja migran yang dijanjikan bekerja di Kamboja gampang tertipu karena dijanjikan gaji besar dan kehidupan yang layak bekerja di luar negeri.
Sehingga para korban yang rata-rata berusia 30 tahun dan hanya tamatan SMP ini tertarik datang ke Bali untuk memenuhi ajakan kedua tersangka Heriyanto (31) dan Sugito (30).
"Jadi, empat korban ini bekerja sebagai buruh bangunan. Rata-rata para korban berusia 30 tahun itu hanya tamatan SMP. Mereka dijanjikan gaji Rp 2.5 juta perbulan kerja di restoran Kamboja," kata Kapolres Wikarniti saat rilis di Mapolres Bandara, pada Kamis 15 Juni 2023.
Perwira melati dua di pundak ini menerangkan, para korban ini sebenarnya tidak mengetahui mau bekerja di tempatkan dimana. Sebab, dua tersangka hanya menyebutkan bekerja di restoran di Kamboja.
Baca juga:
Kasus Perdagangan Orang di Bandara Bali Dibongkar, Rencana Bawa Enam Imigran Gelap ke Kamboja
"Tersangka hanya bilang akan ditempatkan di restoran di sana, tapi dimana tepatnya lokasinya, korban tidak tahu. Mereka baru kenal pelaku, mungkin karena himpitan ekonomi dan cerita rekan yang bekerja di luar negeri itu dapat lebih besar dari pada bekerja di Indonesia sehingga mereka mau diajak," urainya.
AKBP Wikarniti menambahkan dia sempat bertanya kepada para korban sebelum dipulangkan ke kampungnya Banyumas, Jawa Tengah. Dari jawaban para korban diketahui memang sudah niat bekerja di luar negeri.
"Saya tanya kamu berani bekerja di luar negeri meski tamatan SMP, mereka bilang saya tidak bisa nulis saja berani ke luar negeri katanya. Itu artinya keinginan mereka untuk mendapatkan sesuatu yang lebih di luar negeri, daripada di Indonesia. Mengingat himpitan ekonomi," terangnya.
Mantan Kapolsek Mengwi ini mengatakan dari keterangan dua tersangka kakak beradik asal Tanggerang, Banten ini baru pertama kali. Namun Polisi kurang yakin alias tidak percaya. Pihak kepolisian akan kembangkan lagi apakah ada korban lainnya.
"Saya yakin bukan hanya empat orang ini saja, mungkin diberangkatkan dari tempat lain masih dikembangkan. Sementara pelaku yang terlibat hanya dua orang ini, mereka ini masih menutup diri, mereka tidak sampaikan berapa hasil yang didapat," imbuhnya.
"Hasil penyidikan dari keluarga pelaku mengakui pernah ada yang bekerja di sana (kamboja), namun sempat ditutup karena pandemi dan sekarang dibuka lagi. Jaringannya masih kembangkan lagi," timpalnya lagi.
Keterangan terpisah, Kepala Imigrasi Kepala Imigrasi Kelas I Khusus Ngurah Rai, Sugito menerangkan pihaknya akan berupaya untuk mencegah terjadinya tindak pidana perdagangan orang. Adapun upaya-upaya dilakukan tidak hanya di tempat pemeriksaan Imigrasi di Bandara saja.
"Pengawasan bagi WNI kita lakukan dari saat pengajuan paspor," ungkap Sugito.
Baca juga:
Dugaan Perdagangan Orang Bali di Dubai, Ini Kata Kadisnaker
Dikatakanya, saat mengurus paspor pemohon akan diwawancara terkait penggunaan paspornya. Jika ada indikasi akan bekerja di luar negeri maka imigrasi minta rekomendasi dari instasi terkait, baik dari Dinas Tenaga Kerja sehingga bisa disiapkan dokumen untuk bekerja di luar negeri.
Ditegaskanya pihak Imigrasi tidak melarang WNI berangkat cari kerja di luar negeri tetapi harus sesuai prosedur, yakni melalui TP3MI dan Dinas Tenaga Kerja. Ini untuk mencegah terjadinya kasus di kemudian hari dan ini yang harus dimengerti oleh warga negara Indonesia.
"PMI harus melindung diri dengan cara mengikuti prosedur yang benar, sehingga jika terjadi masalah maka para pihak yang mempekerjakan harus bertanggung jawab," ungkapnya sembari mengatakan hingga Juni 2023 ini pihaknya telah menunda keberangkatan 331 calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang hendak berangkat melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Editor: Robby
Reporter: bbn/bgl