Kisah Wayan Sukarta 40 Tahun Jualan Ukiran Bali, Tak Pernah Patok Harga
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Perjalanan selama 40 tahun telah ditempuh oleh pemilik usaha UD Lumbung Sari, Jro Mangku Wayan Sukarta atau biasa di panggil Jro Mangku Bale Agung. Dengan keahliannya mengukir, dia menjual ukiran kepada pemesannya.
"Kami melayani segala ukiran Bali. Merintis sejak 1974," jelasnya di tempat usahanya di Jalan Raya siangan Banjar Bandung Gianyar, Selasa (4/7/2023).
Baca juga:
Kunjungan Wisatawan Naik Saat Libur Lebaran Ikut Dongkrak Kinerja Penjualan Ritel di Bali
Pasang surut pernah dilalui, terutama saat pandemi covid. Namun dia bisa bertahan dengan mengandalkan tiga pilihan ukiran.
"Ada yang mahal, sedang, murah, tergantung kemampuan," jelasnya.
Dalam berjualan, dia tidak mematok harga bagi pembeli. Dana yang ada disesuaikan dengan kemampuan pemesan. Bagi yang uangnya sedikit, maka diberikan ukiran yang minim. Apabila ukiran rumit atau detail, harganya lebih mahal.
Dia mencontohkan, untuk bale dangin seharga Rp 150 juta. "Kami kerjakan 2 bulan," jelasnya.
Untuk gedong Rp 250-400 juta bisa membuat gedong. "Orderan sekarang ada di Pecatu," ungkap dia.
Ada juga pesanan merajan seharga Rp 14-30 juta. "Kalau merajan komplit sampai Rp 75 juta. Itu di atas pondasi," jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan, pembelinya beragam. Ada yang tidak punya uang juga dilayani. "Kami tidak mematok," jelasnya.
Untuk modal, kadang meminjam. Yang jelas sebelum kerja, ada down payment sebelum menggarap.
Dikatakan, ukiran yang disajikan menonjolkan kualitas. "Kami ukir dari SD. Semua anak cucuku ikut mengukir," tutup dia.
Editor: Robby
Reporter: bbn/gnr