Macron Ancam Blokir Medsos Jika Kerusuhan Prancis Berlanjut
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Presiden Prancis Emmanuel Macron 'mengancam' akan memblokir jejaring media sosial, jika situasi di negara itu semakin memburuk.
"Kita perlu memikirkan masalah media sosial dan larangan yang berlaku. Jika situasinya memburuk, kita mungkin perlu mengatur dan mematikannya," kata Macron seperti dikutip Sputniknews.
Namun Macron menambahkan bahwa pembahasan ini tidak boleh dilakukan secara "gegabah".
Jumat pekan lalu, Macron mengatakan bahwa otoritas Prancis akan mengidentifikasi dan mencari tahu pihak-pihak yang memprovokasi unjuk rasa lewat media sosial. Kerusuhan di Prancis sendiri dipicu oleh penembakan polisi terhadap seorang remaja.
Beberapa hari terakhir, media Prancis melaporkan bahwa pemerintah telah bertemu dengan perwakilan media sosial, soal kerusuhan selama sepekan terakhir.
Secara khusus Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin dan Delegasi Menteri untuk Transisi Digital dan Telekomunikasi Jean-Noel Barrot, telah memperingatkan platform seperti TikTok, Snapchat dan Twitter mengenai tanggung jawab mereka dan meminta dukungan untuk mengidentifikasi pengguna yang terlibat dalam pelanggaran.
Sejak 27 Juni lalu Prancis dilanda kerusuhan, usai seorang anak laki-laki berusia 17 tahun ditembak mati oleh seorang petugas polisi.
Dia ditembak karena dituduh tak menghentikan mobil ketika diperintah oleh petugas di Nanterre, pinggiran kota Paris.
Petugas polisi kemudian menarik pelatuk dan menembak korban. Pasca insiden itu, polisi yang menembak korban telah ditahan. Namun unjuk rasa tetap berlangsung hingga berhari-hari setelahnya.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net