search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Gubernur Bank Sentral se-ASEAN Sepakati Penggunaan Mata Uang Lokal
Jumat, 25 Agustus 2023, 12:16 WITA Follow
image

bbn/cnbcindonesia.com/Gubernur Bank Sentral se-ASEAN Sepakati Penggunaan Mata Uang Lokal.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Gubernur bank sentral se-ASEAN menyepakati untuk penggunaan mata uang lokal dalam tranksaksi perdagangan dan keuangan lainnya dengan menandatangani perjanjian Regional Payment Connectivity (RPC) dan Local Currency Transaction (LCT), pada Jumat (25/8/2023) di Jakarta.

Perjanjian LCT dilakukan secara bilateral. Skema ini sebelumnya disebut Local Currency Settlement, namun diperluas pemanfaatan transaksinya sehingga namanya diubah menjadi LCT.  RPC adalah konektivitas sistem pembayaran di antara negara-negara ASEAN.

Perjanjian ini ditandatangani oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Gubernur Bank Negara Malaysia Rasheed Ghaffour, Gubernur Bank of Thailand Ronadol Numnonda menandatangani MoU LCT dan Gubernur State Bank of Vietnam Thanh Ha Pham meneken MoU RPC.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo telah menegaskan momentum keketuaan ASEAN ini akan dimanfaatkan pihaknya untuk mengandeng semua negara ASEAN menggunakan LCT.

Rencananya, BI dan bank sentral lainnya akan mendorong keikutsertaan dari Vietnam dan Brunei Darussalaam.

"Vietnam dan Brunei juga, Vietnam juga sudah. ini mau kita klik-kan dengan negara-negara dan negara-negara lain nanti Laos dan Kamboja pada saatnya nanti juga kalau sudah siap akan bergabung," ujar Perry.

Saat ini, negara-negara yang sudah bergabung a.l. Filipina, Singapura, dan Thailand.

Direktur Eksekutif Departemen Internasional Rudy Brando Hutabarat sebelumnya mengatakan, pemanfaatan LCT ini merupakan salah satu dari tiga agenda prioritas yang BI bawa dalam ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) sepekan ini.

Rudy menuturkan pemanfaatan LCT yang otomatis akan semakin mereduksi penggunaan dolar AS saat bertransaksi. Hal ini semakin penting saat ini karena akan membuat biaya transaksi menjadi murah antar negara-negara kawasan.

"Menjadi lebih efisien, jadi dari transaksinya bukan saja transaksi sekarang, misal dengan Malaysia tidak dulu konversi ke USD, baru kemudian Ringgit, tapi bisa langsung menjadi rupiah," ucap Rudy.

Dengan demikian, para pengusaha tidak lagi bergantung pada satu mata uang dominan, yakni dolar AS, sehingga harga produknya tidak akan terganggu ketika ada gejolak terhadap dolar.

"Jadi seperti yang kita ketahui kalau diversifikasi dilakukan maka risiko akan semakin menurun," ucap Rudy. (sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami