Visi Leo Kembangkan Potensi Daerah di Abiansemal: Anak Muda Punya Peran
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Dengan karakter wirausaha yang terbentuk sejak kecil, I Putu Leo Suryadipa ingin mengembangkan potensi baru di wilayahnya yakni Desa Darmasaba, Abiansemal, Badung.
Alhasil berawal dari gagasan, hal ini terealisasi dengan adanya objek wisata Taman Rekreasi Gumuh Sari yang dibangunnya sejak 8 tahun lalu. Pria yang akrab dipanggil Leo ini menuturkan, latar belakang dibangunnya usaha Taman Rekreasi ini, awalnya ia ingin membangun potensi desa yang baru karena belum ada objek wisata di daerah Darmasaba.
"Saya ingin mengmbangkan pendapatan dari umumnya daerah dengan membangun objek wisata. Harapannya dengan adanya taman rekreasi ini akan dapat menumbuhkembangkan nilai tanah dan makin banyak usaha baru warga bermunculan sehingga pada akhirnya juga dapat menyerap tenaga kerja lokal," jelasnya belum lama ini.
Calon Anggota DPRD Badung dengan daerah pemilihan atau Dapil Abiansemal 2 dari Partai Demokrat ini juga memiliki inisiatif dengan membangun daerah menjadi produktif, potensi usaha apapun yang dibuat masyarakat nantinya akan dapat saling menunjang.
"Daerah yang berkembang adalah daerah yang dikembangkan bukan menunggu dikembangkan. Kalau menunggu dikembangkan tidak akan terjadi, maka kita harus mengembangkan sendiri," prinsipnya.
Leo berpandangan sebagai putra daerah dan keluarga pedagang, ia menilai peluang ke depan makin kompleks, apalagi kue pariwisata di Bali khususnya di Badung akan ketat, sehingga perlu dimaksimalkan dengan membuat inovasi yakni dengan membuat taman rekreasi Gumuh Sari.
Anak Muda Dorong Perubahan
Menurut Leo, sebagai generasi muda ia memiliki visi bahwa anak muda harus berani menyampaikan gagasannya dalam bidang apapun untuk berkontribusi aktif bagi daerahnya. Karena, kata Leo, untuk membangun suatu daerah harus melibatkan semua elemen termasuk pemuda.
Melalui media sosial, contohnya, anak muda bisa berkolaborasi mengusung gagasan baru yang lebih fresh untuk membawa ke perubahan yang lebih baik. Terlebih saat usia muda, kata dia, justru penuh energik, kuat, produktif, dan punya kemampuan lebih dari sisi jasmani dan rohani.
"Artinya beban bisa kita tambah untuk menopang dan saat itulah tepatnya jika kita ingin mengubah sesuatu menjadi lebih baik lagi," ujarnya sembari menambahkan jika tidak berani berubah, risikonya akan semakin tertinggal dengan perubahan dunia yang sangat cepat.
Mental Wirausaha Sejak Dini
Sejak kelas 3 SD, Leo sudah terbiasa bangun dini hari. Bukan untuk apa-apa, tetapi memang diajak oleh sang ayah untuk mengirim barang dagangan krupuk babi dari pasar ke pasar. Dengan membawa serta baju sekolah untuk dibawa ke mobil Zebra station wagon, Leo kecil itu sembari mengamati kehidupan orang tuanya yang berjiwa pedagang menjajakan barang agar bisa dijual.
Meski lahir di kehidupan pengusaha dan pedagang. Hal ini tidak membuatnya bermanja, namun justru termotivasi, menginspirasinya dan membentuk karakter Leo untuk memantapkan diri sebagai seorang wirausaha untuk membuat sesuatu yang lebih dari apa yang sudah dirintis oleh kedua orang tuanya.
"Saya memang tidak ada niat bekerja dengan orang lain, justru terlahir untuk menciptakan kerja sendiri," tandasnya pria lulusan S1 Fakultas Hukum, Universitas Udayana pada tahun 2019 lalu itu.
Meski tidak memiliki latar belakang pendidikan ekonomi dan manajemen, Leo yang baru lulus dalam pendidikan S2 Pascasarjana Ilmu Kenotariatan Universitas Warmadewa tahun ini meyakini kesuksesan bisnis tidak hanya mendalkan pendidikan formal. Bahkan rata-rata, kata dia, orang yang berhasil berbisnis lahir di pendidikan non formal dan bagaimana belajar terjun langsung ke lapangan.
"Justru belajar di fakultas hukum yang saya peroleh ketika kuliah sendiri sangat bermanfaat ketika dikaitkan bagaimana pengusaha bisa menciptakan aturan sendiri dan kompleksitas membangun usaha," pungkasnya.
Editor: Robby
Reporter: bbn/rob