search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Markas PBB di Lebanon Kembali Dihantam Mortir, Diduga dari Israel
Minggu, 29 Oktober 2023, 13:31 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Markas PBB di Lebanon Kembali Dihantam Mortir, Diduga dari Israel

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Markas besar pasukan perdamaian PBB di Lebanon kembali dihantam mortir yang diduga dari pihak Israel pada Sabtu (28/10). Ini merupakan insiden kedua sejak perang Israel-Hamas meletus di Gaza.

"Sebuah peluru menghantam bagian dalam markas" di Naqura, kata Andrea Tenenti, juru bicara Pasukan Sementara PBB di Lebanon,yang mengindikasikan bahwa "tidak ada korban luka namun ada beberapa kerusakan".

Ia mengatakan bahwa UNIFIL sedang berusaha memverifikasi siapa yang menembakkan rudal tersebut.

Mengutip AFP, seorang sumber militer Lebanon, yang berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk berbicara dengan media, mengatakan "sebuah peluru Israel menembus dinding semen" di sekitar markas UNIFIL.

Peluru itu tidak meledak, kata sebuah pernyataan UNIFIL, yang menambahkan bahwa "beberapa posisi kami yang lain juga mengalami kerusakan dalam tiga minggu terakhir" dan mendesak "semua pihak untuk segera melakukan gencatan senjata".

Pada tanggal 15 Oktober, UNIFIL mengatakan bahwa markasnya dihantam oleh sebuah roket, namun tidak ada yang terluka.

Konflik di Gaza tak terelakkan usai kelompok militan Hamas melakukan serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober lalu. Serangan itu menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 229 orang.

Sebagai balasan, Israel tanpa henti membombardir Gaza dan menewaskan lebih dari 7.700 orang yang sebagian besar adalah warga sipil, demikian ungkap kementerian kesehatan Gaza.

Kekerasan tersebut telah menyebabkan ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel di mana telah terjadi pertukaran tembakan antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran, sekutu Hamas.

Pertukaran tembakan tersebut telah menewaskan sedikitnya 58 orang di Lebanon, menurut penghitungan AFP, sebagian besar adalah pejuang Hizbullah dan juga empat warga sipil, termasuk wartawan Reuters Issam Abdallah.

Kerusuhan tersebut telah menyebabkan hampir 29.000 orang mengungsi di seluruh Lebanon, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi.

Perang Hamas melawan Israel terus memanas. Setelah menghadapi gempuran dari Jalur Gaza Palestina, Israel turut melancarkan serangan di perbatasan Lebanon hingga menewaskan sejumlah anggota Hizbullah pada Senin.

Selain Hamas dan kelompok militan Palestina di Jalur Gaza Palestina, kelompok Hizbullah di Lebanon juga merupakan musuh bebuyutan Israel.

Melalui pernyataan, Hizbullah mengatakan bahwa empat anggotanya tewas akibat serangan udara Israel di selatan Libanon.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) juga sudah mengimbau kepada setiap warganya yang berada atau mendiami Lebanon saat ini untuk segera meninggalkan negara tersebut.

Imbauan itu disampaikan seiring memanasnya konflik Israel versus Palestina--khususnya Hamas--di Gaza, dan dikhawatirkan menyasar Lebanon yang menjadi negara tetangga dua wilayah tersebut.

"Kementerian Luar Negeri merekomendasikan agar warga negara Amerika Serikat di Lebanon segera pergi sekarang, selagi penerbangan komersial masih tersedia, karena situasi keamanan yang tidak dapat diprediksi," tulis pernyataan resmi Kemenlu AS yang diunggah di X, Sabtu (28/10).(sumber: cnnindonesia.com)


 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami