search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Harga Bahan Pokok di Buleleng Melonjak, Cabai Rawit Tembus Rp85.500 per Kg
Selasa, 21 November 2023, 20:44 WITA Follow
image

beritabali/ist/Harga Bahan Pokok di Buleleng Melonjak, Cabai Rawit Tembus Rp85.500 per Kg.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Sejumlah komoditas bahan pokok merangkak naik dan cenderung tidak terkendali. Kondisi itu tentu saja menyebabkan terjadinya kenaikan inflasi. 

Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) Buleleng sejumlah komoditas menjadi penyumbang inflasi sejak awal bulan November 2023 tertinggi yakni cabai rawit dan sesudahnya cabai merah, bawang merah, buncis dan beras.

Data harga kebutuhan pokok yang dilansir Perusahaan Umum Daerah Pasar Argha Nayottama Buleleng pada Selasa 21 Nopember 2023, harga cabai rawit telah menyentuh Rp85.500 per kilogram.

Dirut Perusahaan Umum Daerah Pasar Argha Nayottama Buleleng I Putu Suardhana SE., MM., mengakui, produksi cabai tengah mengalami penurunan signifikan imbas pengaruh cuaca sehingga mengakibatkan banyak pohon cabai yang rusak.

“Memang cuaca sangat mempengaruhi produksi hasil pertanian,tanaman cabai menjadi rusak mengakibatkan produksi menurun semantara kebutuhan meningkat. Itu pangkalnya,” ujar Putu Suardhana.

Beberapa komoditas yang melonjak naik selain cabai rawit diantaranya bawang merah, cabai merah dan beras. Kenaikan komoditas cabai sudah terjadi sejak 15 November 2023 dan menyentuh harga Rp 85.500 per kilogram. 

Putu Suardhana mengaku telah melakukan upaya melalui operasi pasar dengan memberi subsidi harga. ”Kami lakukan operasi pasar, dengan mensubsidi harga, karna di pemasok semua harga-harga masih tinggi namun stock terbatas. Cara lainnya tetap menjaga ketersediaan stock cabai,” imbuhnya.

Hal yang sama disampaikan Dirut Perumda Swatantara I Gede Bobi Suryanto SE. Menurutnya, hingga minggu ke-3 November 2023 rata-rata komoditas menunjukkan kenaikan harga dibandingkan dengan Oktober 2023. Dan komoditas penyumbang peningkatan harga  terbesar adalah cabai rawit, bawang merah, cabai merah, emas perhiasan dan canang sari. 

Untuk mengatasinya terutama menekan laju inflasi Bobi mengaku melakukan langkah  secara rutin melaksanakan penjualan beberapa komoditas di Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri. Serta bersama dengan Satgas Pangan Buleleng melakukan  pemantauan harga. 

“Yang terpenting melakukan penyerapan dan penyediaan beras, bawang merah, bawang putih, gula, telur, minyak goreng untuk memenuhi kebutuhan pasar termasuk melakukan subsidi pada beberapa produk saat melakukan operasi pasar,” ucap Bobi.

Sementara, Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disdagprinkop UKM) Buleleng, Dewa Made Sudiarta mengatakan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Buleleng dan Tim Satgas Pangan telah melakukan pasar murah dibeberapa  tempat dengan melibatkan perushaan daerah untuk mensuplai pasokan cabai ke para pedagang di pasar.

“Ini kita lakukan untuk menstabilkan harga bahan kebutuhan pokok serta melakukan  cek terhadap ketersediaan stok secara berkala. Kami juga memberikan himbauan kepada masyarakat tidak panic buying karena bahan pokok tersedia cukup,” ujarnya.

Sedang soal inflasi, Dewa Made Sudiarta menyatakan melihat fluktuasi tersebut melalui data BPS. Dalam data BPS disebutkan selama tiga minggu berturut-turut di bulan November 2023, cabai rawit terpantau menjadi komoditas yang memberi andil terbesar penyebab inflasi.

”Sementara untuk beras perlahan-lahan mulai menunjukkan penurunan andil inflasi, kendati masih berada di lima besar komoditas yang memberi andil inflasi,” tegas Dewa Sudiartha.

Editor: Robby

Reporter: bbn/bul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami