search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kain Tenun Tradisional Jembrana: Industri Kreatif Sebagai Alternatif Perekonomian yang Kompetitif
Sabtu, 9 Desember 2023, 15:11 WITA Follow
image

bbn/dok beritabali/Kain Tenun Tradisional Jembrana: Industri Kreatif Sebagai Alternatif Perekonomian yang Kompetitif.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Bali dengan beragam keunikannya, dikenal memiliki sejumlah warisan budaya salah satunya kain tenun endek. Hampir seluruh kabupaten di Bali memiliki motif dan ciri khas kain tenun endek. 

Kain endek yang paling terkenal adalah kain endek Klungkung, padahal endek Bangli, Jembrana, Tabanan, dan Gianyar juga memiliki keunikan tersendiri. Beberapa dekade terakhir kain tenun endek mulai banyak ditinggalkan bahkan tidak begitu popular di kalangan masyarakat umum. 

Selama ini perekonomian Bali pada umumnya hanya bergantung pada sektor pariwisata saja, saat terjadi covid-19 pariwisata tidak bisa bergerak sehingga perumtubuhan perekonomian Bali mengalami minus terbesar berdasarkan data Bank Indonesia saat itu. 

Untuk itu perlu keseriusan dalam menggali dan mengembangkan industri alternatif sehingga Bali tidak hanya bergantung pada sektor pariwisata, khususnya pada daerah-daerah penyangga seperti Jembrana.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperkenalkan dan mempopulerkan kembali kain tenun tradisional endek di Bali bahkan kawasan nasional dan internasional. Pemerintah Provinsi Bali melalui Surat Edaran Gubernur Bali No. 4 Tahun 2021 yang mengatur dan mewajibkan seluruh pegawai dan aparatur sipil negara di Bali untuk menggunakan pakaian kerja yang terbuat dari kain tenun tradisional endek. 

Hal tesebut sejalan dengan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali Menuju Bali Era Baru: Hijau, Tangguh, Sejahtera yang telah diresmikan dan diluncurkan pada bulan November 2021 oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS). Pada peta jalan tersebut, salah satu sub sektor unggulan yang fokus dikembangkan adalah industri kreatif / kerajinan yang secara lebih spesifik dalam industry tersebut terdapat industry kerajinan tekstil dan pakaian jadi dimana kerajinan tekstil tradisional tenun endek menjadi komoditi utama di Provinsi Bali saat ini.

Jembrana sebagai salah satu kabupaten di Bali tidak memiliki banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan dibandingkan dengan wilayah lain di Bali selatan maupun tengah. 

Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi kabupaten kota tahun 2022, pertumbuhan ekonomi kabupaten jembrana masih berada di peringkat ke-6 dari 9 kabupaten/kota dibali dengan pertumbuhan 2.98% yoy (Bank Indonesia Prov. Bali, 2023), Pemerintah Kabupaten Jembrana telah berupaya keras untuk meningkatkan dengan berbagai program strategis sehingga mengalami peningkatan yang cukup baik dari tahun sebelumnya yaitu 2021 sebesar -0.65% yoy. 

{bbsepaparator}

Sedangkan dari tingkat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Jembrana juga telah menujukkan progress positifnya dengan meningkatnya PDRB selama 2 tahun terakhir secara signifikan yaitu dari 13,439 (miliar rupiah) tahun 2020 menjadi 14, 532 (miliar rupiah) pada tahun 2022, meskipun usaha ini masih menempatkan Jembrana diperingkat 7 dari 9 Kabupaten/Kota di Bali lebih rendah dari Karangasem dan Tabanan. 

Bahkan jika dilihat dari targen pendapatan pada ABPD tahun 2022, Kabupaten Jembrana menyumbang target pendapatan terendah yaitu sebesar 6,31% dari total anggaran pendapatan Kabupaten/Kota di Bali. 

Menyikapi hal tersebut, tentu harus dilakukan terobosan – terobosan yang mampu mendukung perekonomian bali melalui industri kreatif yang saat ini sedang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana, salah satunya melalui dibangun dan diresmikannya Sentra tenun Jembrana diresmikan, Kamis (22/12) oleh Bupati Jembrana I Nengah Tamba. 

Sentra tenun yang menampung hasil kerajinan tenun Jembrana ini menjadi satu-satunya pusat tenun di Bali yang juga menyediakan tempat untuk menenun kain khas Jembrana. Hal ini merupakan bentuk nyata dari perwujudan visi misi pemerintah Kabupaten Jembrana khususnya pada program Jana Kerthi yaitu membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan berdayasaing, salah satunya adalah sumber daya yang ada pada sentra tenun Jembrana yang diperhatikan secara khusus dalam pengembangannya. 

Industri Kerajinan Tenun di Lingkungan yang Dinamis 

Kain Tenun Jembrana menjadi sangat potensial untuk dijadikan alternatif perekonomian yang kompetitif melalui industri–industri kreatif yang digeluti oleh para pengarajin kain tenun endek yang ada di Jembrana. Kesuksesan dalam pengelolaan industri kreatif tidak hanya bisa dilakukan oleh satu pihak saja, bahkan kolaborasi triple helix yang mendasari pedoman kolaborasi ini telah berkembang menjadi penta-helix dimana para pihak baik itu Pembisnis, Komunitas, Pemerintah, Akademisi dan Media harus saling terintegrasi dan berkolaborasi dalam mendukung program yang positif bagi perkembangan industri kreatif khususnya kerajinan kain tenun di Jembrana ini. 

Setiap pihak tentunya memiliki peran dan kapasitasnya masing – masing yang jika dikolaborasikan akan menghasilkan satu gagasan dan trobosan yang signifikan berdampak pada keberlangsungan dan kemajuan industri kreatif kerajinan kain tenun di Jembrana

Bisnis yang berkelanjutan harus mampu untuk mengintegrasikan, membangun dan mengkonfigurasikan kembali kompetensi internal dan eksternal yang mereka miliki dalam menghadapi lingkungan yang cepat berubah (Eisenhardt & Martin, 2000; Teece, 2007; Teece et al., 1997). Perusahaan kerajinan memiliki tantangan tersendiri dalam mempertahankan kearifan lokal dan nilai – nilai budaya yang terkadung didalam produknya dalam perkembangan bisnis modern saat ini (Bhardwaj et al., 2022; Sánchez-Medina, 2020).

Tantangan yang dihadapi oleh pengusaha kerajinan saat ini, selain perkembangan teknologi adalah kurangnya pengetahuan dan informasi untuk mengevaluasi situasi lingkungan dan sumber daya alam secara objektif, serta mengidentifikasi tindakan yang dapat memperbaiki degradasi lingkungan yang dihadapinya. 

Selain itu, bisnis kerajinan juga menghadapi kesulitan dalam mengatasi efek buruk kemiskinan dan kondisi pengembangan yang buruk di dalam komunitas yang kurang mampu. (dos Santos & Guarnieri, 2021; Sánchez-Medina, 2020). Dynamic Capability berperan penting dalam kesuksesan social enterprises karena kemampuan organisasi untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan menciptakan nilai tambah dalam jangka panjang. Social enterprises perlu mengembangkan kemampuan khusus yang memungkinkan mereka untuk mengenali dan menangkap peluang untuk menyesuaikan dinamika lingkungan operasional mereka (Bhardwaj et al., 2022). 

Studi sebelumnya menunjukkan bahwa social entrepreneurs mengenali dan memanfaatkan peluang dengan didorong oleh etika (Moss et al., 2011), mengelola keterbatasan sumber daya atau menciptakan sumber daya baru (Doherty et al., 2014). Oleh karena itu, Dynamic Capability membantu social enterprises untuk mengenali dan memanfaatkan peluang, mengatasi tantangan, dan mengubah sumber daya dan kompetensi mereka sesuai dengan lingkungan operasional mereka.

Perekonomian yang Kompetitif melalui industri Kreatif perajin Tenun

Konsep Dynamic Capability atau kemampuan dinamis pengusaha dalam menghadapi lingkungan bisnis yang berkembang sangat pesat akan mampu memberikan peta jalan dalam pengembangan industry kerajinan kedepan dengan tentu melibatkan para pihak yang termasuk dalam penta helix. 

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian Kabupaten Jembrana saat ini terdapat 14 kelompok tenun yang terdaftar dengan lebih dari 280 orang pengerajin. Tentu ini merupakan suatu hal yang positif yang perlu dijaga dengan baik agar dapat terus berkembang dan meningkat. Tidak kurang dari 4 dari kelompok tersebut sudah berdiri lebih dari 20 tahun dan sebagian besar sudah beroperasi selama lebih dari 8 tahun. 

Melalui peran pentahelix dengan pengembangan konsep Dynamic Capability yang dimiliki oleh komunitas yang sudah berhasil bertahan lebih dari 20 tahun mempertahankan usahanya, dapat dilakukan study komparatif antar usaha yang sudah berjalan atau bahkan dapat memberikan pusat edukasi dan pelatihan bagi pemula yang ingin mendalami usaha kerajinan tenun, sehingga setiap pengusaha kerajinan dapat saling support satu sama lain didalam satu komunitas dan dapat bersaing dalam bisnis secara kompetitif. Dengan demikian harapannya perekonomian Jembrana khususnya dan Bali pada umumnya dapat memiliki alternatif lain dan tidak hanya bergantung pada pariwisata semata. 

Penulis

I Komang Sumerta,SE.,MM.CMA. 
Mahasiswa Program Doktor FEB Universitas Airlangga Surabaya
Dosen FEB Universitas Ngurah Rai Denpasar
Awardee BPI Kemendikbudristek 2023

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/opn



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami