Irak Mau Usir 2.500 Tentara AS dari Negaranya
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Pemerintah Irak berencana mengusir pasukan militer gabungan pimpinan Amerika Serikat dari negara mereka.
Kantor Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani mengeluarkan pernyataan ini sehari usai serangan pasukan AS menewaskan seorang pemimpin milisi di Baghdad.
Serangan itu memicu kemarahan di antara kelompok-kelompok sekutu Iran, yang menuntut pemerintah mengakhiri kehadiran koalisi militer di Irak.
"Pemerintah sedang menetapkan tanggal dimulainya komite bilateral, untuk mengakhiri kehadiran pasukan koalisi internasional di Irak secara permanen," demikian pernyataan kantor PM Irak, dikutip Reuters.
Komite bilateral tersebut nantinya akan mencakup perwakilan dari koalisi militer.
Kelompok milisi sekutu Iran di Irak dan Suriah, menentang agresi Israel di Jalur Gaza. Mereka juga menanggap Amerika Serikat ikut bertanggung jawab atas agresi yang telah menewaskan lebih dari 22 ribu orang tersebut.
PM Irak Sudani sendiri hanya memiliki kendali yang terbatas atas beberapa faksi sekutu Iran. Sebab Sudani membutuhkan dukungan dari faksi-faksi tersebut, untuk memenangkan kekuasaan Irak yang kini membentuk blok dalam koalisi pemerintahannya.
"Kami menekankan posisi tegas dalam mengakhiri keberadaan koalisi internasional, setelah pembenaran keberadaannya berakhir," kata Sudani dalam pernyataan itu.
AS tolak tarik pasukan
Awal pekan ini, Kementerian Pertahanan AS menegaskan saat ini tidak ada rencana penarikan sekitar 2.500 tentaranya dari Irak.
"Saat ini saya tidak mengetahui adanya rencana apa pun (tentang penarikan pasukan). Kami tetap fokus pada misi mengalahkan ISIS," kaya Mayor Jenderal Angkatan Udara Patrick Ryder.
Ryder menyebut kehadiran pasukan AS di Irak adalah atas undangan pemerintahnya. Dia juga mengaku tidak mengetahui adanya pemberitahuan apa pun dari Baghdad kepada Kemhan AS, soal keputusan penarikan pasukan AS.
Amerika memiliki 900 tentara di Suriah, selain pasukannya di Irak, dalam misi yang disebutnya "memberi nasihat dan membantu pasukan lokal dalam upaya mencegah kebangkitan ISIS".
Sejak perang Israel-Hamas pecah di Irak, militer AS mengalami serangan setidaknya 100 kali di Irak dan Suriah dengan roket dan drone.
Bulan lalu, AS melancarkan serangan udara balasan di Irak, usai serangan drone militan sekutu Iran menewaskan satu anggota militer AS yang kini dalam kondisi kritis.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net