search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Waspada, Gula dan Tepung Ternyata Biang Kerok Utama Obesitas
Senin, 4 Maret 2024, 12:41 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Waspada, Gula dan Tepung Ternyata Biang Kerok Utama Obesitas

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Menjaga pola makan dan gaya hidup tetap sehat memang penting dilakukan. Sebab banyak makanan yang ternyata bisa membuat berat badan meningkat hingga mengalami obesitas.

Dokter spesialis gizi klinik dari Universitas Padjadjaran, Gaga Irawan Nugraha mengatakan rata-rata makanan penyebab obesitas ini mengandung dua bahan utama penyebab berat badan naik. Dua bahan itu yakni gula dan tepung.

"Yang menyebabkan berat badan naik drastis itu ada dua, yang pertama gula terus yang kedua itu tepung," kata Gaga dalam acara menyambut Hari Obesitas Sedunia 2024 yang digelar Novo Nordisk di Jakarta, Jumat (1/3).

Kedua makanan tersebut mengandung karbohidrat sederhana yang bisa meningkatkan kadar insulin dengan cepat. Ketika mengonsumsi terlalu banyak gula dan tepung, insulin meningkat yang bisa memicu sel lemak menyerap kalori dengan cepat.

Akibatnya, kalori yang dibutuhkan tubuh untuk beraktivitas akan berkurang dengan cepat. Saat ini terjadi, otak akan salah mengenali sinyal tersebut sebagai rasa lapar.

"Efeknya, jadi mudah merasa lapar dan ingin makan terus. Makanya keinginan makan meningkat, berat badan bisa dengan cepat meningkat karena pemasukannya juga banyak," kata dia.

Oleh karena itu, mengurangi makanan manis dan berbahan dasar tepung adalah cara terbaik menjaga berat badan tetap ideal. Bahkan kata Gaga jika selama ini ada aturan gula maksimal hanya 3-4 sendok makan sehari, sebaiknya tetap dikurangi menjadi dua atau tidak sama sekali.

"Glukosa atau gula itu ada di makanan lain. Misal di buah bahkan di nasi. Jadi ya kalau tidak makan gula juga tidak masalah. Sebaiknya betul-betul dikurangi, tidak ada orang yang sakit atau meninggal karena tidak makan gula," kata dia.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami