search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Haiti Makin Mencekam dan Kacau, Negara Kini Dikuasai Bos Gangster
Minggu, 17 Maret 2024, 09:03 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Haiti Makin Mencekam dan Kacau, Negara Kini Dikuasai Bos Gangster

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Haiti makin mencekam dan kacau usai Perdana Menteri Ariel Henry mengundurkan diri.

Negara pun dikuasai geng yang membuat kekacauan.

Port. au Prince, ibukota Haiti, jadi kota yang sunyi. Suara helikopter jadi pertanda ada orang yang beruntung mampu meninggalkan kota.

Dari laporan CNN, situasi memang memburuk sejak bulan lalu. Eks PM Henry yang terkepung memutuskan kabur, kemudian mundur. Namun, tidak jelas siapa yang mengisi kekosongan jabatannya dan kapan.

Masyarakat masih takut keluar rumah. Kota dipenuhi pertempuran antara polisi dan geng. Suara tembakan dan kepulan asap seperti makanan sehari-hari.

Semua jalan menuju luar kota diblokir oleh geng, begitu pula dengan akses ke pelabuhan dan bandara internasional. Toko-toko kelontong kehabisan makanan. SPBU kehabisan bahan bakar. Rumah sakit kekurangan stok kantung darah.

Satu-satunya alat transportasi yang bisa masuk kota adalah helikopter evakuasi swasta. Beberapa pilot menuturkan ratusan orang memasukkan nama mereka dalam daftar untuk meninggalkan ibukota melalui udara.

"Sejauh yang saya ketahui, seluruh kota dijalankan oleh geng," kata seorang pilot pada CNN.

Hanya saja, mungkin hanya sedikit yang bisa keluar dari kota. Pasalnya, menyewa helikopter biayanya bisa lebih dari US$10 ribu. Padahal sebagian besar pendapatan pendudukan kurang dari US$4 per hari.

Dengan biaya semahal itu, tak ada jaminan keselamatan terbang melalui zona perang. Para pilot tidak bisa memastikan kapan penerbangan berikutnya bisa dilakukan.

"Saat Anda mendengar ping, ping peluru lewat, Anda tidak ingin melakukannya lagi," kata pilot yang lain.

Haiti dilanda krisis sejak awal Maret ketika geng-geng menyerukan pengunduran diri Perdana Menteri Henry dan pemerintahannya. Untuk kali pertama, geng dan koalisi yang bersaing mulai membuat kekacauan terkoordinasi di berbagai wilayah.

Kepolisian melawan tapi sumber daya terbatas. Pun mereka sering jadi sasaran dengan beberapa kantor polisi diserang atau dibakar dalam dua minggu terakhir.

Di tengah tekanan besar untuk melakukan sesuatu terhadap kekerasan di Port au Prince, Henry mengundurkan diri. Kekuasaan akan diserahkan ke dewan transisi tapi hingga kini belum terbentuk.

Harapan terakhir negara ini adalah pengerahan pasukan asing untuk memperkuat polisi dan menghadapi geng-geng tersebut. Hal ini disetujui Dewan Keamanan PBB yang dipimpin Kenya.

Hanya saja, seiring berlanjutnya kekacauan, harapan ini memudar. Setelah pengunduran diri Henry, Kenya menyatakan pengerahan pasukan ditunda dengan alasan ketidakstabilan pemerintah Haiti.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami