search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Rusia Tahan 74 Orang Terkait Aksi Protes Pemilu
Senin, 18 Maret 2024, 08:35 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Rusia Tahan 74 Orang Terkait Aksi Protes Pemilu

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Pihak berwenang Rusia menahan sekitar 74 orang di seluruh negeri karena aksi protes terkait pemilihan umum.

"Lebih dari 74 orang di 17 kota telah ditahan," kata kelompok pemantau hak asasi OVD-Info dalam sebuah pernyataan, mengutip AFP, Minggu (17/3).

Ribuan orang Rusia bergabung dengan protes pemilu yang bertajuk 'Siang Melawan Putin'. Aksi protes ini terinspirasi oleh almarhum Alexei Navalny, oposisi Presiden Vladimir Putin.

Ribuan orang mendatangi tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Rusia, Minggu (18/3), untuk ambil bagian dalam oposisi anti-Kremlin. Ini merupakan aksi protes politik yang damai namun simbolis untuk menentang terpilihnya kembali Putin.

Mereka yang terlibat dalam aksi protes itu menentang pemimpin veteran Kremlin itu dengan mendatangi TPS setempat pada tengah hari untuk merusak kertas suara mereka atau memilih salah satu dari tiga kandidat yang bersaing dengan Putin.

Sebagian lainnya bersumpah untuk mencoret nama mendiang pemimpin oposisi Alexei Navalny, yang meninggal bulan lalu di sebuah penjara di Kutub Utara, di surat suara mereka, mengutip Reuters.

Para sekutu Navalny menyiarkan video di YouTube orang-orang yang mengantre di berbagai TPS di seluruh Rusia pada tengah hari, yang menurut mereka berada di sana untuk melakukan protes damai.

Navalny telah mendukung rencana "Siang melawan Putin" dalam sebuah pesan di media sosial yang difasilitasi oleh para pengacaranya sebelum ia meninggal. Surat kabar independen Novaya Gazeta menyebut rencana aksi tersebut sebagai "wasiat politik Navalny".

"Hanya ada sedikit harapan, tetapi jika Anda dapat melakukan sesuatu (seperti ini), Anda harus melakukannya. Tak ada lagi yang tersisa dari demokrasi," kata seorang perempuan muda, yang tak menyebutkan namanya dan wajahnya disamarkan oleh tim Navalny, di sebuah TPS.

Seorang perempuan muda lainnya di tempat pemungutan suara yang berbeda, yang identitasnya juga disamarkan, mengatakan bahwa ia telah memilih yang "paling tidak meragukan" dari tiga kandidat yang bersaing melawan Putin.

Seorang mahasiswa yang memberikan suara di Moskow mengatakan kepada saluran Navalny bahwa orang-orang seperti dia yang tidak setuju dengan sistem yang ada saat ini harus tetap menjalani hidup mereka.

"Sejarah telah menunjukkan bahwa perubahan terjadi pada saat-saat yang tidak terduga," katanya.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami