search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tari Rejang Kesari Menyambut 124 Delegasi WWF di Jatiluwih
Sabtu, 25 Mei 2024, 20:03 WITA Follow
image

beritabali/ist/Tari Rejang Kesari Menyambut 124 Delegasi WWF di Jatiluwih.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Ratusan delegasi World Water Forum (WWF) ke-10, Sabtu (25/5) disambut pentas budaya Tari Rejang Kesari saat mengunjungi Daerah Tujuan Wisata (DTW) Jatiluwih, Tabanan, Bali, 

Dengan kalungan bunga para delegasi peserta WWF ini nampak terpukau dengan pertunjukan Tari Rejang Kesari. Sesekali mereka mengabadikan momen tarian tersebut dengan kamera ponselnya. 

Delegasi asal Kanada, Navya mengatakan keberadaannya berada di objek wisata Jatiluwih, Tabanan ini selain melihat keindahan DTW, ia dan rombongan dengan para delegasi berada di tempat ini untuk mempelajari sistem perairan dan budaya yang ada di Pulau Dewata Bali. 

"Ini pengalaman yang luas biasa, bisa melihat langsung bagaimana subak dapat mengairi sawah yang begitu luas. Budaya Bali dengan tarian yang menyambut kami saat datang sangat bagus. Gerakan gemulai penari begitu lentur. Ingin rasanya bisa mempelajarinya," kata Navya ditemui di DTW Jatiluwih

Manajer Operasional DTW Jatiluwih Ketut Purna mengatakan, Tari Rejang Kesari yang digunakan untuk menyambut 124 delegasi dari berbagai negara ini mempunyai makna persembahan kepada Dewi Sri yang merupakan lambang kesuburan bagi lahan pertanian khususnya padi. 

"Persiapan pentas dari rejang kesari ini, warga Desa Jatiluwih mempersiapkan sebelum hari H, mereka berlatih selama dua minggu," ujarnya. 

Selain disambut tarian rejang kesari para delegasi diajak berkeliling melihat areal persawahan hingga sistem perairan (subak) hingga melihat tata cara menumbuk padi. 

"Mereka nampak terpukau melihat pemandangan persawahan dan sistem subak yang ada di objek Jatiluwih," ujarnya. 

Ketut Purna mengaku, para delegasi ini berpendapat bahwa acara penyambutan dan penyuhuhan para delegasi di objek wisata Jatiluwih ini yang terbaik dari destinasi wisata lainnya yang ada di Bali. 

"Para delegasi bilang penyuguhan dan penyambutan delegasi dari awal sampai hari ini di DTW Jatiluwih paling baik. Saya bersyukur mereka berpendapat seperti itu dan saya merasa bangga," imbuhnya. 

Sementara dengan adanya perhelatan World Water Forum di Bali berdampak positif bagi sektor pariwisata khususnya di objek wisata Jatiluwih.

"Dampak positif dari kunjungan WWF ini kunjungan wisatawan ke DTW Jatiluwih meningkat," imbuhnya. 

Dari data sebelum WWF perharinya kunjungan wisatawan mencapai 800 orang per hari. Sejak kedatangan delegasi kunjungan perhatinya mencapai 1.500 orang. Dari jumlah tersebut kenaikan kunjungan mencapai 50 persen," ucap Ketut Purna.

Editor: Robby

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami