search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Petani Karangasem Diharapkan Tanam Kapas Secara Mandiri
Rabu, 5 Juni 2024, 15:49 WITA Follow
image

beritabali/ist/Petani Karangasem Diharapkan Tanam Kapas Secara Mandiri.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Karangasem pada tahun 2024 ini berencana hanya menanam sekitar 25 hektar tanaman kapas di Karangasem.

Rencana luas tanam tersebut bias dikatakan jauh berkurang jika dibandingkan tahun - tahun sebelumnya. Pada tahun 2023 luas tanam kapas mencapai 32 hektar dan tahun 2022 tembus 100 hektar.

Kondisi ini diakui oleh Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikana Kabupaten Karangasem, I Nyoman Siki Ngurah saat dikonfirmasi, Rabu (5/6/2024). 

"Ya hanya 25 hektar, karena kelompok penerima bantuan tidak boleh berturut tahunnya," kata Siki Ngurah. 

Ia berharap, untuk kelompok tani yang sebelumnya sudah pernah mendapat bantuan bibit kapas agar selanjutnya bisa menanam kapas secara mandiri. Mengingat kelompok tani tidak diperbolehkan menerima bantuan berturut-turut pada tahun yang berjalan. 

"Harapan kami para petani mau menanam kapas secara mandiri. Untuk tahun 2023, tanaman kapas secara swadaya sudah mencapai 50 hektar," terang Siki Ngurah. 

Pada tahun 2024 ini, kata Siki Ngurah telah melakukan panen perdana untuk tanaman kapas yang ditanam tahun 2023. Dari 2.5 hetar luas lahan, diperkirakan mampu memproduksi kapas hingga 1.500 kilogram.

Meski hasil panen terbilang cukup bagus, namun ada sejumlah persoalan yang kini dihadapi para petani, salah satunya terkait harga jual kapas. Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Dagang Kabupaten Karangasem, I Made Loka Santika tak menampik hal tersebut. 

Ia mengakui, memang di kalangan petani berharap agar harga jual kapas bisa diatas Rp20 ribu agar bisa menutupi biaya operasional mereka. Hanya saja, keinginan petani tak sejalan dengan kemampuan UMKM binaannya yang hanya mempu membeli kapas seharga Rp14 ribu per kilogramnya. 

"Kita Disperindag sedang berkordinasi dengan Perusda untuk mencarikan pembeli hasil panen kapas para petani ini," kata Loka Santika.

Editor: Robby

Reporter: bbn/krs



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami