Ribuan Orang Demo di Venezuela Protes Klaim Kemenangan Maduro
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Ribuan orang, yang dipimpin tokoh oposisi terkemuka Venezuela, turun ke jalan pada Sabtu (4/8) memprotes pemilu presiden yang kembali dimenangi petahana Presiden Nicolas Maduro.
Baca juga:
Israel Hantam Sekolah di Gaza: 17 Tewas
AFP memberitakan, pemimpin oposisi Maria Corina Machado, mengangkat semangat para pendukung di Caracas ketika dia muncul mengejutkan di sebuah truk sambil membawa spanduk bertuliskan 'Venezuela telah menang!'.
Dia menghabiskan sebagian besar pekan dalam persembunyian setelah perkataannya memicu ancaman penangkapan dari Maduro.
Machado mendukung pencalonan Edmundo Gonzalez Urrutia usai dia dilarang mencalonkan diri untuk pemilu. Para pendukung mengatakan Gonzales menang 67 persen suara dari Maduro.
Sementara otoritas CNE Venezuela, yang setia pada Maduro, pada Jumat mengumumkan dia sebagai pemenang dengan perolehan 52 persen suara dan 43 persen untuk Gonzales.
Maduro meminta para pendukungnya ikut serta dalam 'induk dari semua pawai'. Dia menuduh oposisi merencanakan serangan terhadap pasukan keamanan selama demonstrasi.
Beberapa ribu pendukung Maduro berkumpul di pusat kota, berbaris menuju istana presiden atas nama 'perdamaian nasional'.
Meski sudah dinyatakan secara resmi, hasil pemilihan presiden ditolak sejumlah negara termasuk Amerika Serikat, Argentina, Kosta Rika, Ekuador, Panama dan Uruguay.
Pihak oposisi telah meluncurkan situs web dengan salinan 84 persen surat suara yang menunjukkan kemenangan bagi Gonzales. Pemerintahan Maduro mengklaim surat suara tersebut dipalsukan.
Pada Sabtu, para pemimpin negara-negara Uni Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Polandia, Portugal, dan Spanyol, menyatakan "kekhawatiran besar" mereka dan meminta Venezuela untuk 'segera menerbitkan semua catatan pemungutan suara untuk memastikan transparansi penuh dan integritas proses pemilihan'.
Maduro yang berusia 61 tahun telah bereaksi keras terhadap kritik internasional. Dia menggambarkan tuduhan kecurangan suara sebagai 'jebakan' yang diatur oleh Washington untuk membenarkan 'kudeta'.
Maduro telah memimpin Venezuela, negara yang kaya minyak dan miskin uang tunai, sejak 2013. Para ahli menjelaskan keruntuhan PDB Venezuela sebesar 80 persen, yang mendorong lebih dari tujuh juta dari 30 juta penduduk migrasi, disebabkan salah urus ekonomi dan sanksi Amerika Serikat. (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net