Bos Hamas Yahya Sinwar Mau Gencatan Senjata Sesuai Proposal Biden
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Kepala Biro Politik Hamas Yahya Sinwar ingin gencatan senjata dengan Israel saat pasukan Zionis terus menggempur secara besar-besaran Jalur Gaza, Palestina.
Keinginan Hamas itu disampaikan mediator Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar, ke pejabat Israel, dikutip CNN.
Hamas juga meminta para mediator untuk menyajikan rencana berdasarkan pembicaraan sebelumnya, proposal yang diajukan AS.
"[Kami ingin rencana] berdasarkan proposal gencatan senjata [Presiden AS Joe] Biden pada 31 Mei, kerangka kerja yang ditetapkan mediator pada 6 Mei dan resolusi Dewan Keamanan PBB 2375," demikian pernyataan Hamas di Telegram, dikutip Al Jazeera, Minggu (11/8).
Lebih lanjut, Hamas menyatakan proposal itu ditanggapi dengan keji dan penolakan oleh Israel.
"Israel telah menunjukkan mereka tak serius soal gencatan senjata permanen dengan melakukan kejahatan terhadap rakyat kami," ujar mereka.
Hamas juga mengatakan tindakan Israel melakukan pembantaian di sekolah Al Tabin merupakan bukti Israel cuma ingin meningkatkan agresi di Gaza.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum merespons dengan jelas keinginan gencatan senjata Hamas.
Proposal gencatan senjata AS yang dimaksud Hamas mencakup pertukaran tahanan, evakuasi pasukan Israel dari Gaza, dan pembangunan kembali daerah yang hancur imbas serangan pasukan Zionis.
Proposal itu juga menawarkan penerapan tiga tahap. Pertama, gencatan senjata akan berlangsung selama enam pekan dan akan diperpanjang hingga kesepakatan akhir tercapai.
Fase kedua, pihak-pihak akan diberi waktu untuk negosiasi lebih lanjut untuk mencapai penghentian permanen permusuhan. Ketiga, rencana rekonstruksi besar-besaran di Gaza dan mengembalikan seluruh sandera ke keluarga.
Israel-Hamas belum mencapai gencatan senjata dan negosiasi kerap buntu. Topik yang biasanya panas soal pertukaran tahanan hingga rentang waktu gencatan senjata.
Keinginan Hamas untuk gencatan senjata muncul saat Israel terus menggempur habis-habisan Gaza sejak Oktober 2023. Imbas operasi mereka, lebih dari 39.500 orang meninggal. (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net